August 19, 2011



Agaknya siapa pun sudah banyak yang mengetahui bahwa golongan darah AB adalah golongan darah yang cukup langka. Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, sehingga golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

Berikut ada sebuah cerita menarik dan saya kira baik untuk dilakukan oleh mereka yang berdarah AB. Ibu dari salah seorang sahabat saya di SMA dulu tengah terbaring di rumah sakit dan membutuhkan 1000 cc darah AB. Saya yang mengetahui info tersebut selanjutnya menghubungi sahabat saya itu dan setelah berbuka puasa saya dibawa ke PMI DKI yang berlokasi di jalan Kramat Raya untuk mendonorkan darah saya.

Ibu sahabat saya itu masih memerlukan beberapa cc darah lagi dan walaupun beberapa teman lainnya dengan golongan darah sama juga telah mendonorkan darahnya. Demikian juga sewaktu saya telah mendonorkan darah saya itu, ternyata juga masih kurang. Untungnya, sewaktu menunggu proses donor yang saya lakukan, kebetulan sahabat saya itu berbicara dengan salah seorang sukarelawan yang kebetulan berdarah sama, sehingga malam itu kebutuhan darah bagi ibu sahabat saya itu tercukupi.

Pendonor sukarela itu bernama ibu Asih. Beliau, seperti yang diceritakannya, selalu rutin setiap 3 bulan sekali mendonorkan darahnya. Hal ini dilakukannya karena salah seorang anggota keluarganya waktu itu pernah tidak tertolong karena kebutuhan darah golongan AB yang diperlukannya tidak terpenuhi. Hal ini membuat saya sadar dan berniat untuk melakukan hal yang sama dengan ibu Asih. Semoga bila ada teman-teman lainnya yang bergolongan darah sama, juga bisa melakukan hal yang sama.

Selain itu, sebenarnya kegiatan donor darah itu juga akan memberikan simbiosis mutualisme bagi si pendonornya, sebab setiap tetes darah yang kita sumbangkan tidak hanya dapat memberikan kesempatan hidup bagi yang menerima tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi pendonornya.

Anggapan yang menyatakan mendonorkan darah bisa membuat kita menjadi lemas adalah salah. Saat kita mendonorkan darah, maka tubuh akan bereaksi langsung dengan membuat penggantinya. Jadi, kita tidak akan mengalami kekurangan darah. Selain membuat tubuh memproduksi darah-darah baru, ada lima manfaat kesehatan lain yang bisa kita rasakan:

1. Menjaga kesehatan jantung

Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.

2. Meningkatkan produksi sel darah merah

Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

3. Membantu penurunan berat tubuh

Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

4. Mendapatkan kesehatan psikologis

Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

5. Mendeteksi penyakit serius

Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah "rambu peringatan" yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri.

Setelah menginjak usia 18 tahun, cobalah untuk membiasakan diri mendonorkan darah setiap tiga bulan sekali. Tidak hanya akan memberikan perasaan yang senang karena dapat membantu sesama, namun bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh kita sendiri. Dan usia maksimal untuk melakukan kebiasaan baik ini adalah hingga berusia 60 tahun. Jadi jangan tunggu lama lagi, ayo… saatnya donor darah!

Sumber:

(Prevention Indonesia Online/Astrid Anastasia/kompas.com)


March 07, 2011

Buah Srikaya dan Khasiatnya



Srikaya menyimpan sejuta khasiat kesehatan. Buah yang juga disebut sebagai custard apel atau sugar apple oleh pelaut Inggris ini, salah satunya bermanfaat untuk kecantikan.

Srikaya mengandung antioksidan, seperti vitamin C, yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh. Kalium tinggi dan magnesium yang terkandung dalam buah ini juga bisa melindungi Anda dari serangan penyakit jantung, seperti dikutip dari laman Times of India.

Jika ingin mempercantik kulit secara alami, konsumsilah srikaya secara rutin. Buah ini mengandung vitamin A yang bermanfaat untuk menjaga kulit, kesehatan rambut, serta meningkatkan fungsi mata.

Tidak hanya itu, buah yang biasa dijadikan selai dalam roti ini ternyata juga berkhasiat untuk mengontrol tekanan darah dan membantu menormalkan fungsi pencernaan, menyembuhkan sembelit, dan mengobati diare serta disentri.

Itu sebabnya, sangat penting untuk menyertakan buah ini dalam diet harian Anda. Buah ini mengandung magnesium yang tinggi, mampu menyeimbangkan air dalam tubuh, membantu menghilangkan asam dari sendi dan mengurangi gejala rematik serta radang sendi.

Bila sering mengalami kelelahan yang berlebihan, Anda bisa mengonsumsi srikaya. Sebab, kalium yang terkandung di dalamnya dapat membantu melawan kelemahan otot.

Buah ini juga bermanfaat untuk orang yang menderita anemia, karena buah ini tinggi kalori. Dan jika Anda ingin menambah berat badan, tak ada salahnya mengonsumsi srikaya secara rutin. Srikaya terkenal dengan kandungan gula alami, untuk itu baik jika buah ini dijadikan camilan atau hidangan penutup Anda.

Dari: yahoo.co.id

January 21, 2011

Antara Kepekaan dan Kepatutan



Di tengah gemuruh soal kasus Gayus yang ramai belakangan apalagi yang bersangkutan hanya divonis hukuman 7 tahun saja, denda Rp. 300 juta atau diganti selama 3 bulan tahanan, lagi-lagi presiden SBY menyatakan bahwa ia selama 7 tahun ini belum pernah mendapatkan kenaikan gaji.

Pernyataan SBY ini disampaikan di tengah Rapat Pimpinan TNI dan Polri, di Balai Samudera, Jum'at, 21 Januari 2011.

Seperti yang ditulis oleh inilah.com di hari yang sama, "SBY bisa saja mengatakan, itu adalah fakta dan dirinya hanya memakai fakta itu untuk membesarkan hati para pimpinan TNI.

Tetapi melacak rekam jejak adalah hal yang sangat mudah di era superinformasi ini. Karena itu, dengan mudah akan diketahui bahwa yang dinyatakan Presiden, Jumat (21/1) pagi ini jelas-jelas curhat.

Bagaimana tidak bila, pada 3 April 2009, di hadapan guru-guru di Surabaya pun presiden pernah melakukan hal yang sama. “Gaji saya belum pernah naik. Nggak apa-apa," kata SBY saat itu.

Sebelumnya, presiden pun melakukan hal serupa. Pada 5 Januari 2009, saat presiden berpidato dalam penyerahan daftar isian penyelenggaraan anggaran (DIPA), SBY juga mengeluhkan gajinya. Saat itu soal nominal yang ia terima. "Gaji presiden harusnya yang paling tinggi, tapi ternyata tidak," ujar SBY saat itu.

Baiklah, berapa gaji presiden saat ini? Kantor Presiden pernah melansir, gaji presiden Indonesia mencapai US$74,9 ribu per tahun, atau sekitar Rp 62,4 juta per bulan. Publik tahu, seperti yang terjadi juga pada pimpinan daerah, ada berbagai dana dan tunjangan lain yang besarnya belum dirilis resmi.

Tetapi persoalannya, untuk negeri dengan kemiskinan dan sejumlah problem sosial akut seperti Indonesia, besaran gaji plus aneka tunjangan yang tak jelas besarnya itu sudah lebih dari cukup. Menurut majalah kredibel The Economist, gaji presiden Indonesia justru merupakan gaji pemimpin dengan kesenjangan tertinggi ketiga dari 22 negara yang disurvei 2010 lalu.

Majalah itu menulis, berbeda dengan rilis resmi Kantor Presiden, gaji per tahun yang diterima Presiden SBY mencapai 124.171 dolar AS per tahun. The Economist mencatat, dengan angka tersebut artinya gaji SBY itu 28 kali lipat dari pendapatan per kapita rakyat Indonesia.

Saya sendiri menilai bahwa sekarang pers sepertinya manipulatif sehingga akan memancing berbagai opini yang negatif terhadap presiden. Sementara, menurut saya, sikap dan pernyataan SBY sendiri juga kurang tepat dan seakan tidak peka dengan apa yang sekarang ini tengah terjadi di masyarakat. Barangkali bila menyatakan hal tersebut pada saat yang tepat, mungkin saja respon dan opini dari masyarakat akan lebih bersifat positif.

Kebiasaan Kedelapan (Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan)



Karya Stephen R Covey

Ringkasan oleh Alfred Untung

Bab 1. Derita Kita

Kenapa Kebiasaan Ke-8?
Banyak orang bertanya, apakah 7 Habits masih relevan dalam konteks realitas saat ini? (7 Habits diperkenalkan pada tahun 1989). Jawabannya, semakin besar perubahan dan semakin sulit tantangannya, 7 Habits/ 7 Kebiasaan itu justru semakin relevan. 7 Kebiasaan menampilkan kerangka kerja yang lengkap dari prinsip-prinsip karakter dan efektivitas manusia yang universal dan abadi, tak terikat oleh waktu tertentu.

Kebiasaan ke-8 bukan sekedar merupakan penambahan satu kebiasaan lagi terhadap 7 Kebiasaan yang sudah ada. Kebiasaan ke-8 adalah tentang melihat dan memanfaatkan Dimensi Ke-Tiga dari 7 Kebiasaan (Membuat Diagram 7 Kebiasaan menjadi Tiga Dimensi), yang bisa menjawab tantangan sentral dari Abad Pekerja Pengetahuan (Knowledge Worker Age) yang baru.

Kebiasaan Ke-8 adalah Menemukan Suara Panggilan Jiwa Anda dan Mengilhami Orang Lain untuk Menemukan Suara Kemerdekaan Jiwa Mereka. Makna dari Suara yang dimaksud dapat berarti Potensi Tertinggi, Panggilan Hidup, Arah Hidup Panggilan Jiwa, Suara Panggilan Jiwa, hal-hal yang menuntut perangkat pikiran baru, keahlian baru, perangkat peralatan baru dan Kebiasaan Baru, untuk menjangkau dan memanfaatkan tingkat kejeniusan dan motivasi manusia yang lebih tinggi dan tertinggi.

Deritanya – Masalahnya – Solusinya

Buku ini dimulai dengan menggambarkan derita di tempat kerja. Penderitaan ini dirasakan oleh semua orang di semua tingkatan, di setiap jenia organisasi. Hal yang sama dirasakan juga dalam keluarga, dalam komunitas dan dalam masyarakat umumnya.

Bab 2. Masalahnya

Untuk Memahami Masalah Inti dan Implikasi yang mendalam dari Perubahan Zaman.
Lima zaman peradapan manisia yaitu
Zaman Berburu dan Mengumpulkan Makanan,
Zaman Pertanian,
Zaman Industri,
Zaman Pekerja Pengetahuan dan Informasi,
dan akhirnya, Zaman Kebijaksanaan, yang sedang mulai.

Apabila Anda ingin membuat perubahan dan perbaikan besar dan dan berarti, lakukan sesuatu pada Paradigma. Paradigma secara umum berarti persepsi, asumsi, teori, kerangka acuan atau “kacamata“ yang Anda gunakan untuk memandang dunia.

Manusia bukanlah barang atau benda mati, manusia memiliki 4 dimensi, Tubuh, Pikiran, Hati dan Jiwa, yang membentuk Pribadi Utuh. Dengan Pribadi Utuh manusia dapat melihat dan menentukan pilihan-pilihan dalam kehidupan.

Terdapat 6 Pilihan yaitu:
- Memberontak atau Keluar
- Menurut tapi Culas
- Bersedia Memenuhi Aturan
- Kerjasama dengan Sukarela
- Komitmen Sepenuh Hati
- Kegairahan yang Kreatif

Bab 3. Pemecahan Masalah

Kebiasaan Ke-8 menawarkan Pemecahan Masalah / Solusi, yaitu :
1. Menemukan Suara Anda
2. Mengilhami Orang Lain untuk Menemukan Suara Mereka

Cara Menemukan Suara Anda
1. Temukan Suara Anda dengan memahami kodrat Anda yang sebenarnya, sesuatu yang disebut Tiga Anugrah Luar Biasa, yang sudah dimiliki sejak lahir dan mengembangkan serta memanfaatkan kecerdasan yang terkait dengan keempat bagian dari kodrat Anda.

2. Nyatakan Suara Anda dengan memelihara perwujudan tertinggi dari kecerdasan manusia, yaitu Visi, Disiplin, Gairah Hidup dan Nurani.

Bab 4. Menemukan Suara Anda

Anugrah Bawaan Sejak Lahir yang Belum Anda Buka

3 Anugrah Bawaan Sejak Lahir (Sebagian Besar Belum Dibuka)
1. Kebebasan dan Kemampuan untuk Memilih
2. Prinsip-Prinsip (Hukum Alam) :
- Universal
- Abadi
- Tidak membutuhkan bukti lain
3. 4 Kecerdasan / Kemampuan :
- Kecerdasan Mental (IQ) Visi
- Kecerdasan Fisik (PQ) Disiplin
- Kecerdasan Emosional (EQ) Gairah Hidup
- Kecerdsasan Spiritual (SQ) Nurani

Anugrah Bawaan Kita Pertama : Kebebasan untuk Memilih

Pada dasarnya, kita ini adalah hasil dari pilihan-pilihan kita, tentu saja gen dan budaya sering amat berpengaruh, tetapi tidak menentukan. Antara Rangsangan dan Tanggapan terdapat sebuah ruang. Di ruang itu terdapat Kebebasan dan Kemampuan kita untuk memilih Tanggapan Kita.Dalam pilihan-pilihan kita terdapat Perkembangan dan Kebahagiaan Kita. Kesadaran mengenai Kebebasan dan Kemampuan Diri untuk memilih itu, akan menguatkan diri kita, karena kesadaran tersebut dapat menimbulkan pemahaman akan pilihan-pilihan yang ada dan besarnya potensi kita untuk memilih.

Anugrah Bawaan Kita Kedua : Hukum Alam dan Prinsip-Prinsip

Hukum alam (seperti gravitasi dan medan magnet bumi) dan prinsip-prinsip (seperti rasa hormat, kejujuran, kebaikan hati , integritas, pelayanan dan keadilan) mengendalikan akibat dari pilihan-pilihan kita. Hukum alam juga mengendalikan karakter dan keagungan manusia beserta seluruh hubungan yang memiliki ciri manusiawi.

Anugrah Bawaan Kita Ketiga : Empat Kecerdasan/ Kemampuan dari Kodrat Kita

1. Kecerdasan Mental (IQ)
Intelligence Quotient yaitu kemampuan kita untuk menganalisis, berpikir dan menentukan sebab akibat, berpikir secara abstrak, menggunakan bahasa, memvisualisasikan sesuatu dan memahami sesuatu.

2. Kecerdasan Fisik (PQ)
Physical Quotient yaitu kecerdasan yang dimiliki oleh tubuh kita untuk menjalankan dan mengatur sistem tubuh kita secara otomatis dan beradaptasi dengan lingkungan hidup.

3. Kecerdasan Emosional (EQ)
Emotional Quotient yaitu kecerdasan penyesuaian diri yang berhubungan dengan kepekaan social, kepatutan sosial, kepekaan mengenai waktu yang tepat, kemampuan berkomunikasi secara baik dengan orang lain, keberanian untuk mengakui kelemahan serta kemampuan untuk menyatakan dan menghormati perbedaan.

4. Kecerdsasan Spiritual (SQ)
Spiritual Quotient merupakan pusat dan paling mendasar diantara kecerdasan lainnya. Kecerdasan ini menjadi sumber bimbingan dan pengarahan bagi tiga kecerdasan lainnya. Kecerdasan Spiritual membantu kita mencerna dan memahami prinsip-prinsip sejati, yang dilambangkan dengan “Kompas”. Kompas merupakan gambaran yang bagus bagi prinsip, karena selalu menunjukkan satu arah yaitu Utara. Kunci untuk pertahanan otoritas moral yang tinggi, yang terus menerus secara konsisten, dilambangkan dengan Kompas yang mengikuti prinsip “Utara yang Sesungguhnya”.

Bab 5. Ekspresikan Suara Anda

Visi, Disiplin, Gairah dan Nurani

Perwujudan tertinggi dari ke-4 Kecerdasan itu adalah :
- Kecerdasan Mental (IQ) Visi
- Kecerdasan Fisik (PQ) Disiplin
- Kecerdasan Emosional (EQ) Gairah Hidup
- Kecerdsasan Spiritual (SQ) Nurani (Suara Hati)

Perwujudan ini juga merupakan sarana kita yang paling ampuh untuk Mengekspresikan Suara Kita.

Visi berarti menggunakan mata batin untuk melihat kemungkinan yang terdapat dalam diri orang, kelompok, sebuah proyek, hal-hal yang pantas diperjuangkan dan dalam setiap usaha yang kita kerjakan. Visi dihasilkan ketika pikiran kita menghubungkan kebutuhan dan kemungkinan yang dapat terjadi (pilihan-pilihan).

Disiplin adalah harga yang harus dibayar untuk mewujudkan visi kita tersebut. Disiplin akan muncul ketika Visi bertemu dengan Komitmen.

Gairah Hidup adalah api, hasrat dan kekuatan yang tumbuh dari keyakinan. Merupakan dorongan untuk mempertahankan Disiplin untuk terus menerus berjuang menggapai Visi.
Gairah itu muncul kalau kita menemukan dan memanfaatkan Suara Kita untuk menggapai tujuan/ cita-cita yang besar dan luhur.

Suara Hati/ Nurani adalah kesadaran moral mengenai hal yang baik dan buruk, juga menjadi dorongan untuk menggapai sebuah makna, serta memberikan sumbangan nyata. Nurani sebagai kekuatan yang mengarahkan kita dalam pencapaian Visi, mendayagunakan Disiplin dan menciptakan Gairah Hidup.


VISI
Sebelum berbicara mengenai Visi di luar diri kita (saya), penting sekali untuk mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri, pemahaman mengenai diri garis hidup kita, pemahaman misi hidup dan peran unik kita dalam kehidupan ini, mencoba untuk mengenal dan memahami Visi dari kehirupan diri kita di dunia, di lingkungan kita.
Kemudian baru kita mencoba untuk melihat Visi dalam diri orang lain, yaitu potensi yang belum berkembang dalam diri mereka. Visi ini juga berkaitan dengan upaya kita untuk menemukan dan memperluas pandangan kita mengenai orang lain, menegaskan keberadaan mereka, mempercayai mereka dan membantu mereka menemukan serta mewujudkan segala potensi di dalam diri mereka, membantu mereka untuk menemukan Suara Mereka. Setelah itu semua baru kita berbicara mengenai Visi dari organisasi.

DISIPLIN
Disiplin adalah pelaksanaan dari Visi, yang membuat Visi terjadi, suatu tindakan nyata dan pengorbanan yang harus dilakukan untuk mewujudkan Visi. Disiplin merupakan kekuatan kehendak yang diwujudkan dalam tindakan.

GAIRAH
Gairah muncul dai dalam hati dan tampak nyata sebagai optimisme, semangat, hubungan emosional dan tekad; Merupakan dorongan untuk menjalankan disiplin dalam pencapaian Visi. Kunci untuk menciptakan Gairah Hidup adalah menemukan bakat unik, peran dan tujuan khusus kita (saya) di dunia ini.

SUARA HATI/ NURANI
Nurani adalah suara yang lembut dan pelan (bisikan) yang berasal dari hati (batin). Nurani merupakan kesadaran moral, cahaya batin kita, suatu fenomena yang universal.
Nurani secara terus menerus mengingatkan kita akan prinsip dan nilai dari tujuan dan cara pencapaian Visi kita.

Bab 6. Mengilhami Orang Lain Untuk Menemukan Suara Mereka

Tantangan Kepemimpinan
Tantangan Kepeminpinan adalah tantangan terbesar di dalam organisasi, termasuk keluarga, adalah membentuk dan menjalankan organisasi dengan cara yang memungkinkan setiap orang dalam organisasi dapat mengetahui dan merasakan nilai dan potensi dirinya guna mencapai keagungan dan menyumbangkan bakat maupun gairahnya (Suara Mereka) untuk mencapai tujuan dan prioritas-prioritas tertinggi dari organisasi tersebut.
Kepemimpinan adalah mengomunikasikan kepada orang lain nilai dan potensi mereka secara amat jelas, sehingga mereka bisa melihat hal-hal tersebut dalam diri mereka,

Kepemimpinan (Leadership) dan Manajemen
Leadership (Leader) Manajemen (Manager)

“Para Pemimpin adalah orang-orang yang melakukan hal-hal yang benar“
“Warren

“Para Manajer adalah orang-orang yang melakukan hal-hal dengan benar“
Bennis“

“Kepemimpinan berurusan dengan upaya untuk menghadapi perubahan“
“John

“Manajemen berurusan dengan upaya untuk menghadapi kompleksitas”
Kotter”

“Kepemimpinan punya nuansa kinestetik; ada gerakan di situ“
“Kouezes

“Mengelola berarti menjaga keteraturan, mengatur dan mengotrol”
Posner”

“Para pemimpin peduli terhadap apa makna berbagai hal bagi orang-orangnya“
“Abraham

“Para Manager peduli pada bagaimana hal-hal dikerjakan”
Zalesnik”

“Pemimpinan adalah arsitek“
“John

“Manager adalah pembangun”
Mariotti”

“Pemimpin berfokus pada penciptaan visi bersama“
“George

“Manajemen adalah melakukan disign pekerjaan dan berurusan dengan kontrol”
Weathersby”

Empat Peran Kepemimpinan :

1. Panutan (Hati Nurani) Budaya
Menjadi Contoh yang baik

2. Perintis (Visi) Strategi
Bersama-sama menentukan arah yang dituju

3. Penyelaras (Disiplin) Struktur
Menyusun dan mengelola system agar tetap pada arah yang telah ditetapkan

4. Pemberdaya (Gairah) Pelaksanaan
Memfokuskan bakat pada hasil, bukan pada metode, lalu menyingir agar tidak menghalangi dan memberi bantuan jika diminta

Empat Peran Kepemimpinan sebenarnya adalah Empat Karakteristik Kepemimpinan Pribadi, yaitu Visi, Disiplin, Gairah Hidup dan Hati Nurani, keempatnya akan membentuk Empat Praktek Manajemen Primer.

Empat Praktek Manajemen Primer :
1. Budaya
Mengembangkan dan memelihara budaya yang berorientasi kepada kinerja

2. Strategi
Menyusun dan memelihara strategi yang dinyatakan dengan jelas dan terfokus

3. Struktur
Membangun dan memelihara organisasi yang cepat dan fleksibel

4. Pelaksanaan
Mengembangkan dan memelihara pelaksanaan operasional secara sempurna

Bab 7. Meraih Suara & Kemampuan untuk Mempengaruhi :
Menjadi Bilah Kemudi Kecil

Menjadi Panutan atau menyajikan keteladanan adalah jiwa dan pusat dari segala upaya kepemimpinan.

Hal tersebut di atas dimulai dengan Menemukan Suara Anda – Mengembangkan Empat Kecerdasan dan Mengekspresikan Suara Anda dalam Visi, Disiplin, Gairah dan Nurani. Memberikan Keteladanan mengenai karakteristik-karakteristik pribadi akan mengubah tiga Peran lainnya (Perintis, Pemberdaya dan Penyelaras).

BILAH KEMUDI KECIL
Bilah Kemudi Kecil adalah ungkapan mengenai suatu hal yang dapat merubah Paradigma secara hebat. Bilah Kemudi Kecil adalah satu bagian kecil pada kemudi yang menggerakkan bilah/ bagian yang digunakan untuk merubah arah perahu atau kapal laut. Pemimpin yang bersikap sebagai Bilah Kemudi Kecil menjalankan Inisiatif di dalam lingkaran pengaruhnya. Mengambil Inisiatif adalah salah satu bentuk dari Pemberdayaan Diri. Kita (Saya) memberdayakan diri kita sendiri berdasarkan masalah atau tantangan yang sedang kita hadapi. Terdapat 7 Tingkat Inisiatif atau Pemberdayaan Diri.

7 Tingkat Inisiatif atau Pemberdayaan Diri
1. Menunggu Sampai diperintahkan
2. Bertanya
3. Membuat Rekomendasi
4. “Saya Bermaksud Untuk…….”
5. Melaporkan dan Langsung Melaporkannya
6. Melakukan dan Melaporkannya Secara Berkala
7. Melakukannya
Semakin tinggi tingkat pemberdayaan diri kita maka kita semakin layak dipercaya dan semakin besar mendapatkan tingkat kepercayaan.



Bab 8 Suara yang Membuat Kita Layak Dipercaya : Menjadi Panutan Berkenaan dengan Karakter dan Kompetensi

90 persen dari semua kegagalan kepemimpinan adalah kegagalan pada karakter.
Kepercayaan selain merupakan kunci bagi semua hubungan, juga merupakan perekat bagi organisasi. Kepercayaan adalah semen yang menyatuan batu bata. Kepercayaan juga merupakan buah dari sifat layak dipercaya, baik pada orang maupun pada organisasi.

Kepercayaan datang dari 3 Sumber, yaitu :
1. Pribadi
2. Lembaga
3. Seseorang yang secara sadar memilih untuk memberikan kepercayaan kepada orang lain – memberikan nilai tambah/ pemberdayaan pada orang lain.

Kepercayaan merupakan buah dari kelayakan untuk dipercaya, kelayakan untuk dipercaya datang dari Karakter dan Kompetensi.

KARAKTER
Tiga Sisi Karakter Pribadi :

1. Integritas
Integritas adalah memenuhi janji yang dibuat kepada diri sendiri dan/ atau orang lain. Integritas berarti bahwa Anda berfokus pada dan hidup dengan prinsip maupun hukum alam yang mengatur konsekwensi dari perilaku kita.
Kombinasi dari keberanian dan kebaikan hati adalah sumber sekaligus hasil dari Integritas

2. Kematangan
Kematangan berkembang saat seseorang membayar harga yang dituntut oleh Integritas dan mencapai kemenangan pribadi terhadap dirinya sendiri, yang memungkinkan dia untuk bersikap berani sekaligus baik hati.

3. Mentalitas Berkelimpahan
Mentalitas Berkelimpahan berarti bahwa Anda (Saya) tidak memandang kehidupan sebagai persainganyang hanya memberi ruang untuk satu pemenang. Anda akan memandang kehidupan sebagai kumpulan besar dari berbagai peluang, sumber daya dan kekayaan yang terus membesar.
Mentalitas Berkelimpahan melihat pesaing-pesaing merela sebagai sekelompok guru yang paling berharga dan penting bagi diri mereka.

Bab 9 Suara dan Kecepatan Kepercayaan

Untuk dapat Mengilhami Orang Lain untuk Menemukan Suara Mereka terdapat beberapa persyaratan (12 Persyaratan) yang harus dipenuhi yaitu :

1. Kecepatan Kepercayaan
Kepercayaan lebih cepat dari apapun yang bisa Anda pikirkan, karena jika ada kepercayaan, kesalahan dimaafkan dan dilupakan. Kepercayaan adalah pengikat kehidupan.

2. Kewibawaan Moral dan Kecepatan Kepercayaan
Kecepatan Kepercayaan akan membangun Kewibawaan Moral. Kewibawaan Moral merupakan pelaksanaan pilihan bebas berdasarkan prinsip-prinsip, yang hampir selalu memerlukan bentuk-bentuk pengorbanan tertentu.

3. Berusaha Memahami Terlebih Dahulu
Upaya kita untuk memahami orang lain benar-benar membuat kepercayaan akan lebih diberdayakan.

4. Membuat dan Memenuhi Janji
Tidak ada yang menghancurkan kepercayaan lebih cepat daripada membuat janji dan tidak memenuhinya. Sebaliknya, tidak ada yang membangun dan memperkuat kepercayaan yang lebih baik daripada memenuhi janji yang sudah anda buat.

5. Kejujuran dan Integritas
Kejujuran dan integritas pribadi merupakan hal yang amat penting untuk semua hubungan dan juga bagi kesehatan jiwa kita.

6. Keramahan dan Sopan Santun
Keramahan dan sopan santun yang tulus bersumber dari khasanah SQ yang besar.

7. Berpikir Menang-Menang atau Tidak Bertransaksi
Berpikir menang-menang adalah bentuk kerjasama untuk mencapai solusi baru dan kreatif serta memenuhi kepentingan semua pihak.

8. Menjelaskan Harapan
Harapan-harapan yang jelas akan menghilangkan kegagalan komunikasi.

9. Setia pada yang Tidak Hadir
Hal ini merupakan salah satu ujian tertinggi bagi karakter maupun keeratan jalinan suatu hubungan.

10. Meminta Maaf
Mintalah maaf jika membuat kesalahan dan hiduplah dengan lebih baik (tidak mengulangin lagi kesalahan yang sama).

11. Memberikan dan Menerima Umpan Balik
Terbuka dan jujurlah dalam memberikan dan menerima umpan balik (feedback).

12. Memaafkan
Memaafkan yang sejati berarti melupakannya, membiarkannya berlalu dan bergerak maju.

Bab 10 Menyatukan Suara: Mencari Alternatif Ke-Tiga

Alternatif Ke-Tiga adalah sebuah alternatif yang lebih baik daripada semua alternatif yang telah diusulkan.
Alternatif itu merupakan hasil upaya kreatif sepenuh hati.Alternatif itu muncul karena orang-orang yang terlibat/ mau melibatkan diri, bersedia untuk menghadapi resiko dan terluka, dengan cara membuka diri, sudi mendengarkan, dan mencari hal-hal yang lebih baik dan mulia.
Alternatif Ketiga bukanlah kompromi diantara cara saya dan anda; melainkan mencapai sesuatu yang lebih tinggi dari sebuah kompromi. Alternatif Ketiga sama dengan yang disebut oleh pengikut Budha sebagai jalan tengah – sebuah posisi tengah yang lebih tinggi dan lebih baikdari pada kedua cara yang ada sebelumnya, seperti ujung dari sebuah segitiga.
Dua Langkah untuk mencapai Sinergi (Alternatif Ketiga)
1. Apakah Anda (Saya) bersedia untuk mencari pemecahan masalah yang lebih baik daripada yang telah dikemukakan oleh masing-masing pihak?
2. Apakah Anda (Saya) sepakat pada aturan sederhana ini:
“Tak seorangpun dapat mengajukan pandangannya, sampai mereka mampu menyatakan kembali pandangan orang lain, yang memuaskan orang lain itu“

Bab 11 Satu Suara: Merintis Visi, Nilai-nilai dan Strategi Bersama

Merintis jalan adalah peran dalam sebuah organisasi atau tim yang setara, artinya menjadi panutan bagi individu lainnya.

Visi dan Nilai-nilai bersama dianalogikan dengan :
“Membaca halaman yang sama” atau “Bernyanyi pada lembar lagu yang sama”.
Pertanyaan Misi dan rencana strategis yang baik harus mampu menyentuh siapapun di segala tingkat dalam sebuah organisasi dan kapasitasnya memungkinkan menjelaskan hal-hal yang dilakukan untuk menumbang terhadap pelaksanaan strategis dan keselarasan yang harmonis dengan nilai-nilai pemandu.

Untuk menciptakan lingkungan yang memiliki focus dan kerjasama tim dari puncak sampai pada lapisan paling bawah, semua anggota organusasi harus tahu apa yang menjadi prioritas tertinggi, meyakininya, menerjemahkannya menjadi tindakan-tindakan yang spesifik memiliki disiplin untuk tetap pada arah yang sudah ditetapkan dan saling mempercayai serta mau berkolaborasi secara efektif.

Bab 12 Suara dan Disiplin Pelaksanaan: Menyelaraskan Tujuan dan Sistem untuk mencapai Hasil

Penyelarasan adalah merancang dan menjalankan system dan struktur yang memperkuat nilai-nilai inti dan prioritas strategis tertinggi dari organisasi.
Peran penyelarasan menuntut kewaspadaan terus menerus
Pekerjaan menyelaraskan tidak akan pernah selesai. Hal ini membutuhkan upaya dan penyesuaian terus menerus.

Salah satu cara penyelarasan adalah secara serius membandingkan dan belajar (benchmarking) dengan/ dari kinerja organisasi anda dengan dengan organisasi serupa yang memiliki kinerja lebih baik.

Alat Bantu Penyelarasan: Sistem Umpan Balik.
Pentingnya umpan balik berlaku baik untuk organisasi maupun bagi setiap orang di dalam sebuah organisasi.

Alat / Papan Pencatat Skor (Score Board) yang baik adalah alat Umpan balik yang sangat berguna dan penting untuk Penyelarasan dan Pencapaian Hasil.

Bab 13 Suara yang Memberdayakan: Membebaskan Gairah dan Bakat

Pemberdayaan manusia (penyelarasan suara-suara) dilihat sebagai buah dari pemberian contoh atau teladan, penyelarasan dan perintis jalan.
Alat Bantu Pemberdayaan: Proses Kesepakatan Menang-Menang
Kesepakatan menang-menang memungkinkan fleksibilitas, adaptasi, dan kreativitas pada tingkat yang jauh lebih tinggi.

Skema Pribadi Utuh dalam Kerja yang Utuh

Pribadi yang Utuh terdiri dari:
1. Pikiran Merencanakan
2. Tubuh Melakukan
3. Hati Mengevaluasi
4. Jiwa Melayani
Unsur Melayani sebagai Pusat dari Skema Pribadi yang Utuh dalam Kerja yang Utuh, untuk mengakui kebutuhan Jiwa, untuk mendapatkan makna dan memberikan kontribusi pada Kerja yang Utuh.

Bab 14 Kebiasaan Ke-8 dan Titik Gemilang

Kebiasaan ke-8 memberi Anda (Saya) pola pikir dan perangkat keahlian untuk secara terus menerus menggali potensi yang ada di dalam diri manusia sehingga mencapai Titik Gemilang (Keagungan).

TITIK GEMILANG (Mencapai Keagungan)
Keagungan Kepemimpinan dicapai oleh orang-orang yang tanpa memandang posisi atau jabatan mereka, memilih untuk mengilhami orang lain untuk menemukan suara mereka.

Untuk pelaksanaan menuju jalur keagungan yang membebaskan dan mewujudkan potensi manusia terdapat 4 Disiplin Pelaksanaan:

Disiplin 1: Fokus pada Tujuan-tujuan Terpenting
Orang secara alamiah hanya mampu berfokus dengan amat baik hanya pada satu hal dalam satu saat.

Disiplin 2: Membuat Alat Ukur dan Papan Skor yang Menggugah
Sebuah Papan Skor memungkinkan Anda (Saya) untuk memanfaatkan sebuah prinsip dasar, “Orang bermain dengan cara berbeda jika skor yang mereka capai dicatat“.

Disiplin 3: Terjemahkan Tujuan Skala Besar Menjadi Tindakan-tindakan Spesifik
Untuk mencapai tujuan yang belum pernah anda capai sebelumnya, Anda perlu melakukan hal-hal yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya.

Disiplin 4: Saling Menjaga Akuntabilitas, Sepanjang Waktu

Tiga Praktek Kunci sebagai Karakteristik dari Akuntabilitas yang Efektif:
1. Pelaporan Diagnosis Singkat (Triage Reporting)
2. Menemukan Alternatif Ke-Tiga
3. Melancarkan Jalan (Menyingkirkan Hambatan dan Menelaraskan Tujuan)

Bab 15. Menggunakan Suara Kita dengan Bijaksana untuk Melayani Orang Lain

Dorongan dari dalam diri untuk
- Menemukan Suara Anda dan
- Mengilhami Orang Lain untuk Menemukan Suara Mereka
mendapatkan bahan bakar dari satu tujuan yang menjangkau segalanya, yaitu melayani berbagai kebutuhan manusia.

Era Kebijaksanaan
Era kebijaksanaan yaitu saat di mana informasi dan pengetahuan disatukan dengan tujuan dan prinsip.

Kebijaksanaan
Kebijaksanaan adalah penggunaan pengetahuan secara bermanfaat bagi orang banyak.

Kebijaksanaan juga berarti memadukan informasi dan pengetahuan dengan tujuan bermakna dan menggunakan prinsip yang lebih tinggi.
Kebijaksanaan mengajar kita untuk menghargai semua orang dan untuk merayakan setiap perbedaan yang ada dalam kelompok, serta mengikuti pedoman etis berikut:
“Melayani berarti Melampaui Diri Sendiri“.

KATA AKHIR DAN KESIMPULAN

Paradigma Dasar, manusia utuh terdiri dari tubuh, pikiran, hati dan jiwa.
Saat seseorang (saya) Menjalankan Kebiasaan Ke-8, berarti orang itu Meningkatkan Kebebasan dan Kemampuan Memilih untuk Memecahkan Tantangan dan Melayani Berbagai Kebutuhan Manusia.

Kepemimpinan merupakan pilihan, bukan jabatan; merupakan seni untuk memampukan orang lain; untuk memberdayakan manusia.
Gunakanlah Suara Kita dengan Bijaksana untuk Melayani Orang Lain.

Catatan dari Penyunting:

Ringkasan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu Bacalah Buku Aslinya, The 8th Habit. Buku aslinya memuat banyak sekali cotoh yang memudahkan kita untuk lebih memahami dan mengerti serta menjalankan Kebiasaan Ke-8 ini.
Selamat menjalankan Kebiasaan Ke-8.

Alfred Untung

January 16, 2011

Air Zam-Zam dan Keutamaannya



Oleh: Kang Armanz

Air Zam-zam terletak di depan Kabah dan saat ini sumur zam-zam telah di tutup demi kelancaran jamaah Haji datu Umroh yang hendak ber Towaf.

Dalam hadist-hadist disebutkan besarnya manfaat air zam-zam, bahkan disunahkan bagi jamaah Haji maupun Umroh untuk meminumnya, dan kesunahan minum air zam-zam juga bagi seluruh muslimin.

Banyak hadist yang menjelaskan keutamaan minum air zam-zam antara lain:



“Sunnguh (air zam-zam itu) penuh keberkahan dan memberi kenyang pada orang yang lapar.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat Thoyalisi lain ada tambahan, “ penyembuh dari semua penyakit.”

Jadi kesimpulan dari hadist diatas adalah:

“ Bahwa air-zam-zam itu adalah air penuh keberkahan, yang bisa mengenyangkan orang yang lapar dan air penyembuh dari semua penyakit.”

Mengenai bisa mengenyangkan orang yang lapar ini pernah dibuktikan oleh seorang sahabat, Abu Dzar Al-Ghifari, yang pernah menetap selama 1 bulan di Kota Mekkah dan hanya minum air air zam-zam saja tanpa rasa lapar selama itu.

Bahkan dalam satu riwayat dari Imam Bukhori disebutkan bahwa Nabi Saw pernah dibersihakan dengan air Zam-zam oleh Malaikat ketika beliau masih kecil.



Kautamaan Minum Air Zam-zam

Ada beberapa Hadist yang menunjukan keutamaan minum Air Zam-zam

ماء زمزم لما شرب له

“Air zam-zam itu tergantung (niat) orang yang meminumnya.”(HR. Ibnu Majah)

Artinya keberkahan air zam-zam itu tergantung dari niat yang meminumnya, dan ini menunjukan bahwa air zam-zam bukan sekedar air pelepas dahaga saja. Namun lebih dari itu ia bisa menjadi wasilah (perantara) agar air zam-zam yang kita minum mengandung manfaat dan berkah bagi tubuh kita.



Etika Minum Air Zam-Zam

* Minum sambil menghadap Kiblat
* Membaca Basmalah terlebih dahulu
* Bernafas (mengeluarkan nafas) 3 x ketika minum
* Membaca Hamdalah selesai Minum
* Duduk ketika minum, namun ada riwayat dari Imam Bukhori yang berasal dari riwayat Ibnu Abbas bahwa Nabi Saw pernah minum air zam-zam sambil berdiri.
* Dengan demikian berdiri maupun duduk dibolehkan ketika minum air zam-zam. Namun duduk lebih utama. Tapi bagi yang berhaji atau umroh tentunya sulit minum sambil duduk, ketika selesai mengerjakan tawaf karena banyak nya jamaah yang berkurumun mengambil air zam-zam (saat ini pintu akses ke sumur zam-zam telah ditutup, sehingga para jamaah hanya bisa mengambil air zam-zam di tong air zam-zam yang telah disediakan)
* Ketika minum disisakan sedikit kemudian sisa air itu di usapkan ke kepala, wajah dan dada
* Berdoa ketika minum air zam-zam



Doa Minum Air Zam-zam

Dari riwayat Ibnu Abbas bahwa Ibnu Abbas ketika minum air zam-zam berdoa:



اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً ، وَ رِزْقاً وَاسِعاً وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ



“Ya Allah aku minta ilmu yang bermanfaat, rezeki yang luas dan obat dari segala penyakit.”

Adopted from:

www.amanitour.com

Copyright © 2010
by Kang Ackmanz.

Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi: Fakta atau Fiksi?



Lima orang anak memiliki uang Rp. 100.000. Bila dirata-rata, maka masing-masing anak memiliki uang sebesar Rp. 20.000. Faktanya, anak 1 memiliki uang sebesar Rp. 50.000. Anak 2 = Rp. 25.000. Anak 3 = Rp. 15.000. Anak 4 = Rp. 9.000, dan anak 5 = Rp. 1000 saja. Katanya pendapatan / kapita masyarakat Indonesia sekarang adalah sebesar USD 3.000/tahun. Faktanya: ???

Peningkatan angka pertumbuhan ekonomi yang acap digadang-gadang oleh pemerintah mungkin terjadi. Masalahnya apalah arti peningkatan pertumbuhan bila fakta yang terjadi adalah yang kaya makin kaya dan yang miskin semakin miskin...

Persoalan kaya dan miskin memang merupakan hal yang sunatullah (taken for granted), tetapi ini masalah ketidakadilan dan 'pemiskinan'. Sekarang bahkan para peritel besar pun sudah meringsek pemukiman di perkampungan sehingga membuat para pedagang kecil di sana keteteran dimana penghasilan mereka semakin berkurang.

Sementara, bicara keadilan tentu tidak bisa dengan analogi memberikan jumlah uang yang sama nominalnya kepada dua orang anak yang berbeda tingkatan pendidikan. Memberi uang jajan ke anak yang telah di SMA tentu tidak sama nominalnya ke anak yang baru duduk di tingkat SD...

Translating-Interpreting



Many of the things I learned as an interpreter are equally useful in advertising.

One such lesson is the importance of ‘back translation’ – a validation test where someone else translates your translation back into the original language.

This re-translation is the true measure of success, because it shows how well the intended message has survived communication.

Here’s an example:

Original English:

Some Japanese women believe that fairness
is more important than intelligence.

Italian translation:

Alcune donne giapponesi credono che la pelle chiara
sia più importante dell’intelligenza.

The ‘back translation’ – converting that Italian translation back into English:

Some Japanese women believe that pale skin
is more important than intelligence.

However, in the original, “fairness” refers to being evenhanded, not to skin pigmentation.

Looking back at that original, it’s easy to see how this misunderstanding occurred.

But if you only saw the Italian translation, you wouldn’t have the benefit of that context.

You’d only see this contentious statement, which could easily cause offense.

And therein lies the lesson: when it comes to communication, subtle nuances can have a significant impact.
Brand interpreters

Advertisers must navigate such nuances every day, because audiences only see translations.

They never see the beautifully crafted PowerPoint slides.

They never hear the eloquent strategic rationale.

They only ever see the ads.

And if they can’t translate the messages in those ads back to what we intended to share, we’ve failed.

So how do we mitigate the dangers of nuance?
From lesson to learning

During a particularly tough back-translation test, a colleague shared some invaluable advice:



It’s amazing how such a simple change can make a world of difference.


Adopted from:

Eskimon