April 17, 2010

"Gado-gado"



Sudah lama juga rasanya tidak memposting dan melihat-lihat blog saya ini. Sekarang tiba saatnya untuk menulis goresan catatan lagi hehehe...

Okelah...Singkat cerita begini, tadi siang saya makan salah satu makanan kegemaran saya yang bernama gado-gado. Entah kenapa saya yang doyan makan ini sangat menyukai makanan khas Indonesia yang entah dari mana asal sebenarnya itu. Pasalnya hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki gado-gado versi mereka. Sebagaimana soto yang beraneka versi, gado-gado juga demikian. Ada gado-gado Betawi, gado-gado Padang, Bandung dan lain-lainnya. Yang pasti saya bersyukur karena ada makanan sehat dan lezat seperti itu.

Tetapi kenapa judul tulisan saya ini mesti memakai tanda kutip? …

Begini ceritanya saudara-saudara…Sembari menikmati gado-gado, saya membaca koran yang isinya juga “gado-gado” alias beraneka-ragam sehingga menginspirasi saya membuat tulisan ini karena mendadak di benak saya muncul berbagai pikiran beraneka-ragam sebagaimana gado-gado yang saya santap itu. Isinya juga tentang perasaan “gado-gado” karena ada sinisme, kemunafikan, kegeraman, atau apalah…hhalaahh…

Membaca salah satu topik tulisan yang diwartakan bagaimana Mendagri mendadak merasa perlu mengatur dan membatasi mereka-mereka yang hendak terjun mengabdi di dunia pelayanan masyarakat alias politik. Saya pada dasarnya sangat setuju dengan jalan pikiran pak Mendagri kita itu. Terus, batin saya bertanya, lho, apakah itu gak demokratis namanya?

Kemudian bathin saya berkata sendiri…Persetan demokratis atau tidak! Masalahnya, pantaskah orang-orang seperti Maria Eva yang beberapa tahun silam video perzinahannya beredar itu masuk ke dunia politik? Bisa apa dia? Tanya bathin saya sinis. Mau dibawa kemana negara kita ini? hhalahh…..Memangnya loe udah baik dan siapa sih loe Nof? munafik dan sok loe!!! batin saya memberontak.

Kemudian saya mengenang beberapa pilkada di daerah yang membuat hubungan kekerabatan masyarakat kita jadi berantakan hanya karena haus kekuasaan dan popularitas. Hubungan kekerabatan masyarakat yang tadinya akrab berubah jadi beringas karena hasut dan fitnah. Orang-orang yang sebenarnya tidak memiliki kapasitas sebagaimana Maria Eva itu mencoba masuk ke dunia politik hanya karena memiliki uang dan pengaruh di masyarakatnya. Itulah yang membuat saya jadi sangat mengerti dan mendukung apa yang dilakukan pak Mendagri kita itu.

Politik itu sebenarnya bisa membawa kemuliaan bila hasrat dan niat siapa yang ingin mengabdi di dunia itu berangkat dari niat ingin menjadi solusi dan ingin berkontribusi positif pada kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat banyak. Saya tidak ingin mengatakan bahwa orang-orang dari dunia hiburan atau entertainment tidak memiliki kapasitas dan benar-benar berangkat dari niat itu karena ada juga yang saya yakin demikian. Saya sejauh ini juga mengapresiasi dari apa yang telah Kang Dede Yusuf perbuat yang bisa saya lihat dari berbagai kiprah dan aktivitasnya dan saya rasa dia memang punya kapasitas akan hal itu. Tetapi orang-orang seperti Maria Eva?

Ah, sudahlah…Terlalu banyak masalah yang sepertinya tidak selesai-selesai di negara ini. Tidak jelas apakah ada keinginan untuk menuntaskan setiap masalah itu atau tidak dari mereka yang telah mengemban amanat untuk mengabdi pada negeri ini. Hmmm….Sudahlah, akhirnya saya menuntaskan gado-gado saya itu dan menambah seporsi lagi. Gado-gado memang enak! :)