August 19, 2011



Agaknya siapa pun sudah banyak yang mengetahui bahwa golongan darah AB adalah golongan darah yang cukup langka. Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, sehingga golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

Berikut ada sebuah cerita menarik dan saya kira baik untuk dilakukan oleh mereka yang berdarah AB. Ibu dari salah seorang sahabat saya di SMA dulu tengah terbaring di rumah sakit dan membutuhkan 1000 cc darah AB. Saya yang mengetahui info tersebut selanjutnya menghubungi sahabat saya itu dan setelah berbuka puasa saya dibawa ke PMI DKI yang berlokasi di jalan Kramat Raya untuk mendonorkan darah saya.

Ibu sahabat saya itu masih memerlukan beberapa cc darah lagi dan walaupun beberapa teman lainnya dengan golongan darah sama juga telah mendonorkan darahnya. Demikian juga sewaktu saya telah mendonorkan darah saya itu, ternyata juga masih kurang. Untungnya, sewaktu menunggu proses donor yang saya lakukan, kebetulan sahabat saya itu berbicara dengan salah seorang sukarelawan yang kebetulan berdarah sama, sehingga malam itu kebutuhan darah bagi ibu sahabat saya itu tercukupi.

Pendonor sukarela itu bernama ibu Asih. Beliau, seperti yang diceritakannya, selalu rutin setiap 3 bulan sekali mendonorkan darahnya. Hal ini dilakukannya karena salah seorang anggota keluarganya waktu itu pernah tidak tertolong karena kebutuhan darah golongan AB yang diperlukannya tidak terpenuhi. Hal ini membuat saya sadar dan berniat untuk melakukan hal yang sama dengan ibu Asih. Semoga bila ada teman-teman lainnya yang bergolongan darah sama, juga bisa melakukan hal yang sama.

Selain itu, sebenarnya kegiatan donor darah itu juga akan memberikan simbiosis mutualisme bagi si pendonornya, sebab setiap tetes darah yang kita sumbangkan tidak hanya dapat memberikan kesempatan hidup bagi yang menerima tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi pendonornya.

Anggapan yang menyatakan mendonorkan darah bisa membuat kita menjadi lemas adalah salah. Saat kita mendonorkan darah, maka tubuh akan bereaksi langsung dengan membuat penggantinya. Jadi, kita tidak akan mengalami kekurangan darah. Selain membuat tubuh memproduksi darah-darah baru, ada lima manfaat kesehatan lain yang bisa kita rasakan:

1. Menjaga kesehatan jantung

Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.

2. Meningkatkan produksi sel darah merah

Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

3. Membantu penurunan berat tubuh

Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

4. Mendapatkan kesehatan psikologis

Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

5. Mendeteksi penyakit serius

Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah "rambu peringatan" yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri.

Setelah menginjak usia 18 tahun, cobalah untuk membiasakan diri mendonorkan darah setiap tiga bulan sekali. Tidak hanya akan memberikan perasaan yang senang karena dapat membantu sesama, namun bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh kita sendiri. Dan usia maksimal untuk melakukan kebiasaan baik ini adalah hingga berusia 60 tahun. Jadi jangan tunggu lama lagi, ayo… saatnya donor darah!

Sumber:

(Prevention Indonesia Online/Astrid Anastasia/kompas.com)