January 21, 2011

Antara Kepekaan dan Kepatutan



Di tengah gemuruh soal kasus Gayus yang ramai belakangan apalagi yang bersangkutan hanya divonis hukuman 7 tahun saja, denda Rp. 300 juta atau diganti selama 3 bulan tahanan, lagi-lagi presiden SBY menyatakan bahwa ia selama 7 tahun ini belum pernah mendapatkan kenaikan gaji.

Pernyataan SBY ini disampaikan di tengah Rapat Pimpinan TNI dan Polri, di Balai Samudera, Jum'at, 21 Januari 2011.

Seperti yang ditulis oleh inilah.com di hari yang sama, "SBY bisa saja mengatakan, itu adalah fakta dan dirinya hanya memakai fakta itu untuk membesarkan hati para pimpinan TNI.

Tetapi melacak rekam jejak adalah hal yang sangat mudah di era superinformasi ini. Karena itu, dengan mudah akan diketahui bahwa yang dinyatakan Presiden, Jumat (21/1) pagi ini jelas-jelas curhat.

Bagaimana tidak bila, pada 3 April 2009, di hadapan guru-guru di Surabaya pun presiden pernah melakukan hal yang sama. “Gaji saya belum pernah naik. Nggak apa-apa," kata SBY saat itu.

Sebelumnya, presiden pun melakukan hal serupa. Pada 5 Januari 2009, saat presiden berpidato dalam penyerahan daftar isian penyelenggaraan anggaran (DIPA), SBY juga mengeluhkan gajinya. Saat itu soal nominal yang ia terima. "Gaji presiden harusnya yang paling tinggi, tapi ternyata tidak," ujar SBY saat itu.

Baiklah, berapa gaji presiden saat ini? Kantor Presiden pernah melansir, gaji presiden Indonesia mencapai US$74,9 ribu per tahun, atau sekitar Rp 62,4 juta per bulan. Publik tahu, seperti yang terjadi juga pada pimpinan daerah, ada berbagai dana dan tunjangan lain yang besarnya belum dirilis resmi.

Tetapi persoalannya, untuk negeri dengan kemiskinan dan sejumlah problem sosial akut seperti Indonesia, besaran gaji plus aneka tunjangan yang tak jelas besarnya itu sudah lebih dari cukup. Menurut majalah kredibel The Economist, gaji presiden Indonesia justru merupakan gaji pemimpin dengan kesenjangan tertinggi ketiga dari 22 negara yang disurvei 2010 lalu.

Majalah itu menulis, berbeda dengan rilis resmi Kantor Presiden, gaji per tahun yang diterima Presiden SBY mencapai 124.171 dolar AS per tahun. The Economist mencatat, dengan angka tersebut artinya gaji SBY itu 28 kali lipat dari pendapatan per kapita rakyat Indonesia.

Saya sendiri menilai bahwa sekarang pers sepertinya manipulatif sehingga akan memancing berbagai opini yang negatif terhadap presiden. Sementara, menurut saya, sikap dan pernyataan SBY sendiri juga kurang tepat dan seakan tidak peka dengan apa yang sekarang ini tengah terjadi di masyarakat. Barangkali bila menyatakan hal tersebut pada saat yang tepat, mungkin saja respon dan opini dari masyarakat akan lebih bersifat positif.

No comments:

Post a Comment