January 21, 2011
Kebiasaan Kedelapan (Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan)
Karya Stephen R Covey
Ringkasan oleh Alfred Untung
Bab 1. Derita Kita
Kenapa Kebiasaan Ke-8?
Banyak orang bertanya, apakah 7 Habits masih relevan dalam konteks realitas saat ini? (7 Habits diperkenalkan pada tahun 1989). Jawabannya, semakin besar perubahan dan semakin sulit tantangannya, 7 Habits/ 7 Kebiasaan itu justru semakin relevan. 7 Kebiasaan menampilkan kerangka kerja yang lengkap dari prinsip-prinsip karakter dan efektivitas manusia yang universal dan abadi, tak terikat oleh waktu tertentu.
Kebiasaan ke-8 bukan sekedar merupakan penambahan satu kebiasaan lagi terhadap 7 Kebiasaan yang sudah ada. Kebiasaan ke-8 adalah tentang melihat dan memanfaatkan Dimensi Ke-Tiga dari 7 Kebiasaan (Membuat Diagram 7 Kebiasaan menjadi Tiga Dimensi), yang bisa menjawab tantangan sentral dari Abad Pekerja Pengetahuan (Knowledge Worker Age) yang baru.
Kebiasaan Ke-8 adalah Menemukan Suara Panggilan Jiwa Anda dan Mengilhami Orang Lain untuk Menemukan Suara Kemerdekaan Jiwa Mereka. Makna dari Suara yang dimaksud dapat berarti Potensi Tertinggi, Panggilan Hidup, Arah Hidup Panggilan Jiwa, Suara Panggilan Jiwa, hal-hal yang menuntut perangkat pikiran baru, keahlian baru, perangkat peralatan baru dan Kebiasaan Baru, untuk menjangkau dan memanfaatkan tingkat kejeniusan dan motivasi manusia yang lebih tinggi dan tertinggi.
Deritanya – Masalahnya – Solusinya
Buku ini dimulai dengan menggambarkan derita di tempat kerja. Penderitaan ini dirasakan oleh semua orang di semua tingkatan, di setiap jenia organisasi. Hal yang sama dirasakan juga dalam keluarga, dalam komunitas dan dalam masyarakat umumnya.
Bab 2. Masalahnya
Untuk Memahami Masalah Inti dan Implikasi yang mendalam dari Perubahan Zaman.
Lima zaman peradapan manisia yaitu
Zaman Berburu dan Mengumpulkan Makanan,
Zaman Pertanian,
Zaman Industri,
Zaman Pekerja Pengetahuan dan Informasi,
dan akhirnya, Zaman Kebijaksanaan, yang sedang mulai.
Apabila Anda ingin membuat perubahan dan perbaikan besar dan dan berarti, lakukan sesuatu pada Paradigma. Paradigma secara umum berarti persepsi, asumsi, teori, kerangka acuan atau “kacamata“ yang Anda gunakan untuk memandang dunia.
Manusia bukanlah barang atau benda mati, manusia memiliki 4 dimensi, Tubuh, Pikiran, Hati dan Jiwa, yang membentuk Pribadi Utuh. Dengan Pribadi Utuh manusia dapat melihat dan menentukan pilihan-pilihan dalam kehidupan.
Terdapat 6 Pilihan yaitu:
- Memberontak atau Keluar
- Menurut tapi Culas
- Bersedia Memenuhi Aturan
- Kerjasama dengan Sukarela
- Komitmen Sepenuh Hati
- Kegairahan yang Kreatif
Bab 3. Pemecahan Masalah
Kebiasaan Ke-8 menawarkan Pemecahan Masalah / Solusi, yaitu :
1. Menemukan Suara Anda
2. Mengilhami Orang Lain untuk Menemukan Suara Mereka
Cara Menemukan Suara Anda
1. Temukan Suara Anda dengan memahami kodrat Anda yang sebenarnya, sesuatu yang disebut Tiga Anugrah Luar Biasa, yang sudah dimiliki sejak lahir dan mengembangkan serta memanfaatkan kecerdasan yang terkait dengan keempat bagian dari kodrat Anda.
2. Nyatakan Suara Anda dengan memelihara perwujudan tertinggi dari kecerdasan manusia, yaitu Visi, Disiplin, Gairah Hidup dan Nurani.
Bab 4. Menemukan Suara Anda
Anugrah Bawaan Sejak Lahir yang Belum Anda Buka
3 Anugrah Bawaan Sejak Lahir (Sebagian Besar Belum Dibuka)
1. Kebebasan dan Kemampuan untuk Memilih
2. Prinsip-Prinsip (Hukum Alam) :
- Universal
- Abadi
- Tidak membutuhkan bukti lain
3. 4 Kecerdasan / Kemampuan :
- Kecerdasan Mental (IQ) Visi
- Kecerdasan Fisik (PQ) Disiplin
- Kecerdasan Emosional (EQ) Gairah Hidup
- Kecerdsasan Spiritual (SQ) Nurani
Anugrah Bawaan Kita Pertama : Kebebasan untuk Memilih
Pada dasarnya, kita ini adalah hasil dari pilihan-pilihan kita, tentu saja gen dan budaya sering amat berpengaruh, tetapi tidak menentukan. Antara Rangsangan dan Tanggapan terdapat sebuah ruang. Di ruang itu terdapat Kebebasan dan Kemampuan kita untuk memilih Tanggapan Kita.Dalam pilihan-pilihan kita terdapat Perkembangan dan Kebahagiaan Kita. Kesadaran mengenai Kebebasan dan Kemampuan Diri untuk memilih itu, akan menguatkan diri kita, karena kesadaran tersebut dapat menimbulkan pemahaman akan pilihan-pilihan yang ada dan besarnya potensi kita untuk memilih.
Anugrah Bawaan Kita Kedua : Hukum Alam dan Prinsip-Prinsip
Hukum alam (seperti gravitasi dan medan magnet bumi) dan prinsip-prinsip (seperti rasa hormat, kejujuran, kebaikan hati , integritas, pelayanan dan keadilan) mengendalikan akibat dari pilihan-pilihan kita. Hukum alam juga mengendalikan karakter dan keagungan manusia beserta seluruh hubungan yang memiliki ciri manusiawi.
Anugrah Bawaan Kita Ketiga : Empat Kecerdasan/ Kemampuan dari Kodrat Kita
1. Kecerdasan Mental (IQ)
Intelligence Quotient yaitu kemampuan kita untuk menganalisis, berpikir dan menentukan sebab akibat, berpikir secara abstrak, menggunakan bahasa, memvisualisasikan sesuatu dan memahami sesuatu.
2. Kecerdasan Fisik (PQ)
Physical Quotient yaitu kecerdasan yang dimiliki oleh tubuh kita untuk menjalankan dan mengatur sistem tubuh kita secara otomatis dan beradaptasi dengan lingkungan hidup.
3. Kecerdasan Emosional (EQ)
Emotional Quotient yaitu kecerdasan penyesuaian diri yang berhubungan dengan kepekaan social, kepatutan sosial, kepekaan mengenai waktu yang tepat, kemampuan berkomunikasi secara baik dengan orang lain, keberanian untuk mengakui kelemahan serta kemampuan untuk menyatakan dan menghormati perbedaan.
4. Kecerdsasan Spiritual (SQ)
Spiritual Quotient merupakan pusat dan paling mendasar diantara kecerdasan lainnya. Kecerdasan ini menjadi sumber bimbingan dan pengarahan bagi tiga kecerdasan lainnya. Kecerdasan Spiritual membantu kita mencerna dan memahami prinsip-prinsip sejati, yang dilambangkan dengan “Kompas”. Kompas merupakan gambaran yang bagus bagi prinsip, karena selalu menunjukkan satu arah yaitu Utara. Kunci untuk pertahanan otoritas moral yang tinggi, yang terus menerus secara konsisten, dilambangkan dengan Kompas yang mengikuti prinsip “Utara yang Sesungguhnya”.
Bab 5. Ekspresikan Suara Anda
Visi, Disiplin, Gairah dan Nurani
Perwujudan tertinggi dari ke-4 Kecerdasan itu adalah :
- Kecerdasan Mental (IQ) Visi
- Kecerdasan Fisik (PQ) Disiplin
- Kecerdasan Emosional (EQ) Gairah Hidup
- Kecerdsasan Spiritual (SQ) Nurani (Suara Hati)
Perwujudan ini juga merupakan sarana kita yang paling ampuh untuk Mengekspresikan Suara Kita.
Visi berarti menggunakan mata batin untuk melihat kemungkinan yang terdapat dalam diri orang, kelompok, sebuah proyek, hal-hal yang pantas diperjuangkan dan dalam setiap usaha yang kita kerjakan. Visi dihasilkan ketika pikiran kita menghubungkan kebutuhan dan kemungkinan yang dapat terjadi (pilihan-pilihan).
Disiplin adalah harga yang harus dibayar untuk mewujudkan visi kita tersebut. Disiplin akan muncul ketika Visi bertemu dengan Komitmen.
Gairah Hidup adalah api, hasrat dan kekuatan yang tumbuh dari keyakinan. Merupakan dorongan untuk mempertahankan Disiplin untuk terus menerus berjuang menggapai Visi.
Gairah itu muncul kalau kita menemukan dan memanfaatkan Suara Kita untuk menggapai tujuan/ cita-cita yang besar dan luhur.
Suara Hati/ Nurani adalah kesadaran moral mengenai hal yang baik dan buruk, juga menjadi dorongan untuk menggapai sebuah makna, serta memberikan sumbangan nyata. Nurani sebagai kekuatan yang mengarahkan kita dalam pencapaian Visi, mendayagunakan Disiplin dan menciptakan Gairah Hidup.
VISI
Sebelum berbicara mengenai Visi di luar diri kita (saya), penting sekali untuk mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri, pemahaman mengenai diri garis hidup kita, pemahaman misi hidup dan peran unik kita dalam kehidupan ini, mencoba untuk mengenal dan memahami Visi dari kehirupan diri kita di dunia, di lingkungan kita.
Kemudian baru kita mencoba untuk melihat Visi dalam diri orang lain, yaitu potensi yang belum berkembang dalam diri mereka. Visi ini juga berkaitan dengan upaya kita untuk menemukan dan memperluas pandangan kita mengenai orang lain, menegaskan keberadaan mereka, mempercayai mereka dan membantu mereka menemukan serta mewujudkan segala potensi di dalam diri mereka, membantu mereka untuk menemukan Suara Mereka. Setelah itu semua baru kita berbicara mengenai Visi dari organisasi.
DISIPLIN
Disiplin adalah pelaksanaan dari Visi, yang membuat Visi terjadi, suatu tindakan nyata dan pengorbanan yang harus dilakukan untuk mewujudkan Visi. Disiplin merupakan kekuatan kehendak yang diwujudkan dalam tindakan.
GAIRAH
Gairah muncul dai dalam hati dan tampak nyata sebagai optimisme, semangat, hubungan emosional dan tekad; Merupakan dorongan untuk menjalankan disiplin dalam pencapaian Visi. Kunci untuk menciptakan Gairah Hidup adalah menemukan bakat unik, peran dan tujuan khusus kita (saya) di dunia ini.
SUARA HATI/ NURANI
Nurani adalah suara yang lembut dan pelan (bisikan) yang berasal dari hati (batin). Nurani merupakan kesadaran moral, cahaya batin kita, suatu fenomena yang universal.
Nurani secara terus menerus mengingatkan kita akan prinsip dan nilai dari tujuan dan cara pencapaian Visi kita.
Bab 6. Mengilhami Orang Lain Untuk Menemukan Suara Mereka
Tantangan Kepemimpinan
Tantangan Kepeminpinan adalah tantangan terbesar di dalam organisasi, termasuk keluarga, adalah membentuk dan menjalankan organisasi dengan cara yang memungkinkan setiap orang dalam organisasi dapat mengetahui dan merasakan nilai dan potensi dirinya guna mencapai keagungan dan menyumbangkan bakat maupun gairahnya (Suara Mereka) untuk mencapai tujuan dan prioritas-prioritas tertinggi dari organisasi tersebut.
Kepemimpinan adalah mengomunikasikan kepada orang lain nilai dan potensi mereka secara amat jelas, sehingga mereka bisa melihat hal-hal tersebut dalam diri mereka,
Kepemimpinan (Leadership) dan Manajemen
Leadership (Leader) Manajemen (Manager)
“Para Pemimpin adalah orang-orang yang melakukan hal-hal yang benar“
“Warren
“Para Manajer adalah orang-orang yang melakukan hal-hal dengan benar“
Bennis“
“Kepemimpinan berurusan dengan upaya untuk menghadapi perubahan“
“John
“Manajemen berurusan dengan upaya untuk menghadapi kompleksitas”
Kotter”
“Kepemimpinan punya nuansa kinestetik; ada gerakan di situ“
“Kouezes
“Mengelola berarti menjaga keteraturan, mengatur dan mengotrol”
Posner”
“Para pemimpin peduli terhadap apa makna berbagai hal bagi orang-orangnya“
“Abraham
“Para Manager peduli pada bagaimana hal-hal dikerjakan”
Zalesnik”
“Pemimpinan adalah arsitek“
“John
“Manager adalah pembangun”
Mariotti”
“Pemimpin berfokus pada penciptaan visi bersama“
“George
“Manajemen adalah melakukan disign pekerjaan dan berurusan dengan kontrol”
Weathersby”
Empat Peran Kepemimpinan :
1. Panutan (Hati Nurani) Budaya
Menjadi Contoh yang baik
2. Perintis (Visi) Strategi
Bersama-sama menentukan arah yang dituju
3. Penyelaras (Disiplin) Struktur
Menyusun dan mengelola system agar tetap pada arah yang telah ditetapkan
4. Pemberdaya (Gairah) Pelaksanaan
Memfokuskan bakat pada hasil, bukan pada metode, lalu menyingir agar tidak menghalangi dan memberi bantuan jika diminta
Empat Peran Kepemimpinan sebenarnya adalah Empat Karakteristik Kepemimpinan Pribadi, yaitu Visi, Disiplin, Gairah Hidup dan Hati Nurani, keempatnya akan membentuk Empat Praktek Manajemen Primer.
Empat Praktek Manajemen Primer :
1. Budaya
Mengembangkan dan memelihara budaya yang berorientasi kepada kinerja
2. Strategi
Menyusun dan memelihara strategi yang dinyatakan dengan jelas dan terfokus
3. Struktur
Membangun dan memelihara organisasi yang cepat dan fleksibel
4. Pelaksanaan
Mengembangkan dan memelihara pelaksanaan operasional secara sempurna
Bab 7. Meraih Suara & Kemampuan untuk Mempengaruhi :
Menjadi Bilah Kemudi Kecil
Menjadi Panutan atau menyajikan keteladanan adalah jiwa dan pusat dari segala upaya kepemimpinan.
Hal tersebut di atas dimulai dengan Menemukan Suara Anda – Mengembangkan Empat Kecerdasan dan Mengekspresikan Suara Anda dalam Visi, Disiplin, Gairah dan Nurani. Memberikan Keteladanan mengenai karakteristik-karakteristik pribadi akan mengubah tiga Peran lainnya (Perintis, Pemberdaya dan Penyelaras).
BILAH KEMUDI KECIL
Bilah Kemudi Kecil adalah ungkapan mengenai suatu hal yang dapat merubah Paradigma secara hebat. Bilah Kemudi Kecil adalah satu bagian kecil pada kemudi yang menggerakkan bilah/ bagian yang digunakan untuk merubah arah perahu atau kapal laut. Pemimpin yang bersikap sebagai Bilah Kemudi Kecil menjalankan Inisiatif di dalam lingkaran pengaruhnya. Mengambil Inisiatif adalah salah satu bentuk dari Pemberdayaan Diri. Kita (Saya) memberdayakan diri kita sendiri berdasarkan masalah atau tantangan yang sedang kita hadapi. Terdapat 7 Tingkat Inisiatif atau Pemberdayaan Diri.
7 Tingkat Inisiatif atau Pemberdayaan Diri
1. Menunggu Sampai diperintahkan
2. Bertanya
3. Membuat Rekomendasi
4. “Saya Bermaksud Untuk…….”
5. Melaporkan dan Langsung Melaporkannya
6. Melakukan dan Melaporkannya Secara Berkala
7. Melakukannya
Semakin tinggi tingkat pemberdayaan diri kita maka kita semakin layak dipercaya dan semakin besar mendapatkan tingkat kepercayaan.
Bab 8 Suara yang Membuat Kita Layak Dipercaya : Menjadi Panutan Berkenaan dengan Karakter dan Kompetensi
90 persen dari semua kegagalan kepemimpinan adalah kegagalan pada karakter.
Kepercayaan selain merupakan kunci bagi semua hubungan, juga merupakan perekat bagi organisasi. Kepercayaan adalah semen yang menyatuan batu bata. Kepercayaan juga merupakan buah dari sifat layak dipercaya, baik pada orang maupun pada organisasi.
Kepercayaan datang dari 3 Sumber, yaitu :
1. Pribadi
2. Lembaga
3. Seseorang yang secara sadar memilih untuk memberikan kepercayaan kepada orang lain – memberikan nilai tambah/ pemberdayaan pada orang lain.
Kepercayaan merupakan buah dari kelayakan untuk dipercaya, kelayakan untuk dipercaya datang dari Karakter dan Kompetensi.
KARAKTER
Tiga Sisi Karakter Pribadi :
1. Integritas
Integritas adalah memenuhi janji yang dibuat kepada diri sendiri dan/ atau orang lain. Integritas berarti bahwa Anda berfokus pada dan hidup dengan prinsip maupun hukum alam yang mengatur konsekwensi dari perilaku kita.
Kombinasi dari keberanian dan kebaikan hati adalah sumber sekaligus hasil dari Integritas
2. Kematangan
Kematangan berkembang saat seseorang membayar harga yang dituntut oleh Integritas dan mencapai kemenangan pribadi terhadap dirinya sendiri, yang memungkinkan dia untuk bersikap berani sekaligus baik hati.
3. Mentalitas Berkelimpahan
Mentalitas Berkelimpahan berarti bahwa Anda (Saya) tidak memandang kehidupan sebagai persainganyang hanya memberi ruang untuk satu pemenang. Anda akan memandang kehidupan sebagai kumpulan besar dari berbagai peluang, sumber daya dan kekayaan yang terus membesar.
Mentalitas Berkelimpahan melihat pesaing-pesaing merela sebagai sekelompok guru yang paling berharga dan penting bagi diri mereka.
Bab 9 Suara dan Kecepatan Kepercayaan
Untuk dapat Mengilhami Orang Lain untuk Menemukan Suara Mereka terdapat beberapa persyaratan (12 Persyaratan) yang harus dipenuhi yaitu :
1. Kecepatan Kepercayaan
Kepercayaan lebih cepat dari apapun yang bisa Anda pikirkan, karena jika ada kepercayaan, kesalahan dimaafkan dan dilupakan. Kepercayaan adalah pengikat kehidupan.
2. Kewibawaan Moral dan Kecepatan Kepercayaan
Kecepatan Kepercayaan akan membangun Kewibawaan Moral. Kewibawaan Moral merupakan pelaksanaan pilihan bebas berdasarkan prinsip-prinsip, yang hampir selalu memerlukan bentuk-bentuk pengorbanan tertentu.
3. Berusaha Memahami Terlebih Dahulu
Upaya kita untuk memahami orang lain benar-benar membuat kepercayaan akan lebih diberdayakan.
4. Membuat dan Memenuhi Janji
Tidak ada yang menghancurkan kepercayaan lebih cepat daripada membuat janji dan tidak memenuhinya. Sebaliknya, tidak ada yang membangun dan memperkuat kepercayaan yang lebih baik daripada memenuhi janji yang sudah anda buat.
5. Kejujuran dan Integritas
Kejujuran dan integritas pribadi merupakan hal yang amat penting untuk semua hubungan dan juga bagi kesehatan jiwa kita.
6. Keramahan dan Sopan Santun
Keramahan dan sopan santun yang tulus bersumber dari khasanah SQ yang besar.
7. Berpikir Menang-Menang atau Tidak Bertransaksi
Berpikir menang-menang adalah bentuk kerjasama untuk mencapai solusi baru dan kreatif serta memenuhi kepentingan semua pihak.
8. Menjelaskan Harapan
Harapan-harapan yang jelas akan menghilangkan kegagalan komunikasi.
9. Setia pada yang Tidak Hadir
Hal ini merupakan salah satu ujian tertinggi bagi karakter maupun keeratan jalinan suatu hubungan.
10. Meminta Maaf
Mintalah maaf jika membuat kesalahan dan hiduplah dengan lebih baik (tidak mengulangin lagi kesalahan yang sama).
11. Memberikan dan Menerima Umpan Balik
Terbuka dan jujurlah dalam memberikan dan menerima umpan balik (feedback).
12. Memaafkan
Memaafkan yang sejati berarti melupakannya, membiarkannya berlalu dan bergerak maju.
Bab 10 Menyatukan Suara: Mencari Alternatif Ke-Tiga
Alternatif Ke-Tiga adalah sebuah alternatif yang lebih baik daripada semua alternatif yang telah diusulkan.
Alternatif itu merupakan hasil upaya kreatif sepenuh hati.Alternatif itu muncul karena orang-orang yang terlibat/ mau melibatkan diri, bersedia untuk menghadapi resiko dan terluka, dengan cara membuka diri, sudi mendengarkan, dan mencari hal-hal yang lebih baik dan mulia.
Alternatif Ketiga bukanlah kompromi diantara cara saya dan anda; melainkan mencapai sesuatu yang lebih tinggi dari sebuah kompromi. Alternatif Ketiga sama dengan yang disebut oleh pengikut Budha sebagai jalan tengah – sebuah posisi tengah yang lebih tinggi dan lebih baikdari pada kedua cara yang ada sebelumnya, seperti ujung dari sebuah segitiga.
Dua Langkah untuk mencapai Sinergi (Alternatif Ketiga)
1. Apakah Anda (Saya) bersedia untuk mencari pemecahan masalah yang lebih baik daripada yang telah dikemukakan oleh masing-masing pihak?
2. Apakah Anda (Saya) sepakat pada aturan sederhana ini:
“Tak seorangpun dapat mengajukan pandangannya, sampai mereka mampu menyatakan kembali pandangan orang lain, yang memuaskan orang lain itu“
Bab 11 Satu Suara: Merintis Visi, Nilai-nilai dan Strategi Bersama
Merintis jalan adalah peran dalam sebuah organisasi atau tim yang setara, artinya menjadi panutan bagi individu lainnya.
Visi dan Nilai-nilai bersama dianalogikan dengan :
“Membaca halaman yang sama” atau “Bernyanyi pada lembar lagu yang sama”.
Pertanyaan Misi dan rencana strategis yang baik harus mampu menyentuh siapapun di segala tingkat dalam sebuah organisasi dan kapasitasnya memungkinkan menjelaskan hal-hal yang dilakukan untuk menumbang terhadap pelaksanaan strategis dan keselarasan yang harmonis dengan nilai-nilai pemandu.
Untuk menciptakan lingkungan yang memiliki focus dan kerjasama tim dari puncak sampai pada lapisan paling bawah, semua anggota organusasi harus tahu apa yang menjadi prioritas tertinggi, meyakininya, menerjemahkannya menjadi tindakan-tindakan yang spesifik memiliki disiplin untuk tetap pada arah yang sudah ditetapkan dan saling mempercayai serta mau berkolaborasi secara efektif.
Bab 12 Suara dan Disiplin Pelaksanaan: Menyelaraskan Tujuan dan Sistem untuk mencapai Hasil
Penyelarasan adalah merancang dan menjalankan system dan struktur yang memperkuat nilai-nilai inti dan prioritas strategis tertinggi dari organisasi.
Peran penyelarasan menuntut kewaspadaan terus menerus
Pekerjaan menyelaraskan tidak akan pernah selesai. Hal ini membutuhkan upaya dan penyesuaian terus menerus.
Salah satu cara penyelarasan adalah secara serius membandingkan dan belajar (benchmarking) dengan/ dari kinerja organisasi anda dengan dengan organisasi serupa yang memiliki kinerja lebih baik.
Alat Bantu Penyelarasan: Sistem Umpan Balik.
Pentingnya umpan balik berlaku baik untuk organisasi maupun bagi setiap orang di dalam sebuah organisasi.
Alat / Papan Pencatat Skor (Score Board) yang baik adalah alat Umpan balik yang sangat berguna dan penting untuk Penyelarasan dan Pencapaian Hasil.
Bab 13 Suara yang Memberdayakan: Membebaskan Gairah dan Bakat
Pemberdayaan manusia (penyelarasan suara-suara) dilihat sebagai buah dari pemberian contoh atau teladan, penyelarasan dan perintis jalan.
Alat Bantu Pemberdayaan: Proses Kesepakatan Menang-Menang
Kesepakatan menang-menang memungkinkan fleksibilitas, adaptasi, dan kreativitas pada tingkat yang jauh lebih tinggi.
Skema Pribadi Utuh dalam Kerja yang Utuh
Pribadi yang Utuh terdiri dari:
1. Pikiran Merencanakan
2. Tubuh Melakukan
3. Hati Mengevaluasi
4. Jiwa Melayani
Unsur Melayani sebagai Pusat dari Skema Pribadi yang Utuh dalam Kerja yang Utuh, untuk mengakui kebutuhan Jiwa, untuk mendapatkan makna dan memberikan kontribusi pada Kerja yang Utuh.
Bab 14 Kebiasaan Ke-8 dan Titik Gemilang
Kebiasaan ke-8 memberi Anda (Saya) pola pikir dan perangkat keahlian untuk secara terus menerus menggali potensi yang ada di dalam diri manusia sehingga mencapai Titik Gemilang (Keagungan).
TITIK GEMILANG (Mencapai Keagungan)
Keagungan Kepemimpinan dicapai oleh orang-orang yang tanpa memandang posisi atau jabatan mereka, memilih untuk mengilhami orang lain untuk menemukan suara mereka.
Untuk pelaksanaan menuju jalur keagungan yang membebaskan dan mewujudkan potensi manusia terdapat 4 Disiplin Pelaksanaan:
Disiplin 1: Fokus pada Tujuan-tujuan Terpenting
Orang secara alamiah hanya mampu berfokus dengan amat baik hanya pada satu hal dalam satu saat.
Disiplin 2: Membuat Alat Ukur dan Papan Skor yang Menggugah
Sebuah Papan Skor memungkinkan Anda (Saya) untuk memanfaatkan sebuah prinsip dasar, “Orang bermain dengan cara berbeda jika skor yang mereka capai dicatat“.
Disiplin 3: Terjemahkan Tujuan Skala Besar Menjadi Tindakan-tindakan Spesifik
Untuk mencapai tujuan yang belum pernah anda capai sebelumnya, Anda perlu melakukan hal-hal yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya.
Disiplin 4: Saling Menjaga Akuntabilitas, Sepanjang Waktu
Tiga Praktek Kunci sebagai Karakteristik dari Akuntabilitas yang Efektif:
1. Pelaporan Diagnosis Singkat (Triage Reporting)
2. Menemukan Alternatif Ke-Tiga
3. Melancarkan Jalan (Menyingkirkan Hambatan dan Menelaraskan Tujuan)
Bab 15. Menggunakan Suara Kita dengan Bijaksana untuk Melayani Orang Lain
Dorongan dari dalam diri untuk
- Menemukan Suara Anda dan
- Mengilhami Orang Lain untuk Menemukan Suara Mereka
mendapatkan bahan bakar dari satu tujuan yang menjangkau segalanya, yaitu melayani berbagai kebutuhan manusia.
Era Kebijaksanaan
Era kebijaksanaan yaitu saat di mana informasi dan pengetahuan disatukan dengan tujuan dan prinsip.
Kebijaksanaan
Kebijaksanaan adalah penggunaan pengetahuan secara bermanfaat bagi orang banyak.
Kebijaksanaan juga berarti memadukan informasi dan pengetahuan dengan tujuan bermakna dan menggunakan prinsip yang lebih tinggi.
Kebijaksanaan mengajar kita untuk menghargai semua orang dan untuk merayakan setiap perbedaan yang ada dalam kelompok, serta mengikuti pedoman etis berikut:
“Melayani berarti Melampaui Diri Sendiri“.
KATA AKHIR DAN KESIMPULAN
Paradigma Dasar, manusia utuh terdiri dari tubuh, pikiran, hati dan jiwa.
Saat seseorang (saya) Menjalankan Kebiasaan Ke-8, berarti orang itu Meningkatkan Kebebasan dan Kemampuan Memilih untuk Memecahkan Tantangan dan Melayani Berbagai Kebutuhan Manusia.
Kepemimpinan merupakan pilihan, bukan jabatan; merupakan seni untuk memampukan orang lain; untuk memberdayakan manusia.
Gunakanlah Suara Kita dengan Bijaksana untuk Melayani Orang Lain.
Catatan dari Penyunting:
Ringkasan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu Bacalah Buku Aslinya, The 8th Habit. Buku aslinya memuat banyak sekali cotoh yang memudahkan kita untuk lebih memahami dan mengerti serta menjalankan Kebiasaan Ke-8 ini.
Selamat menjalankan Kebiasaan Ke-8.
Alfred Untung
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment