Perkembangan ilmu dan teknologi (iptek) telah mampu memberikan banyak manfaat kepada umat manusia karena iptek mampu menyederhanakan dan mempermudah pekerjaan seseorang. Zaman memang telah menuntut manusia untuk menghasilkan kerja yang cepat dan massive namun berkualitas sehingga telah mendorong berbagai rekayasa teknologi untuk mengakomodirnya.
Digitalisasi berbagai perangkat adalah suatu jawaban peradaban mutakhir yang serba cepat itu yang sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi. Digitalisasi telah merambah ke mana-mana, ke semua aspek dan bidang kehidupan. Ini tentu sangat menguntungkan. Pendeknya, digitalisasi membantu kita untuk melakukan banyak hal secara lebih efektif dan efisien.
Dengan mengaplikasikan teknologi digital, sebagai contoh, suatu mesin fotokopi digital dapat menghasilkan duplikasi salinan asli dengan lebih optimal dan dapat dihasilkan dalam kuantitas yang sangat banyak dalam tempo yang sangat cepat pula dibandingkan dengan menggunakan mesin fotokopi analog. Contoh lainnya adalah, kita akan lebih mudah menyimpan data sekaligus membaca data-data kita dengan menggunakan e-book sekaligus dapat menghemat banyak waktu karena tidak perlu membuka halaman demi halaman yang pastinya ribet. Membuka dokumentasi itu pun dapat dilakukan sembari minum kopi di warung kopi karena perangkat yang digunakan dapat dibawa kemana-mana.
Digitalisasi memang menjadikan proses dokumentasi lebih ringkas, padat, dan efisien. Berkat digitalisasi, Anda yang suka mengoleksi ratusan bahkan jutaan lagu kesukaan Anda dalam format digital mp3 ke dalam satu kepingan CD yang beratnya tidak lebih dari 2.5 gram. Padahal, jika dalam format pita atau kaset, koleksi lagu sebanyak itu butuh ratusan kaset yang tentunya sangat menyita banyak tempat dan waktu.Begitu pula yang terjadi dalam media hiburan audio visual, seperti film misalnya. Dalam format konvensional, satu film bisa terdiri dari 4 rol sampai 6 rol dengan berat total bisa mencapai 20 kg. Berkat digitalisasi, film sebanyak itu bisa dipadatkan ke dalam satu keping DVD ukuran 4 GB yang ukuran beratnya sama dengan keping CD. Film pun bisa diproduksi secara massal dan berbiaya murah.
Di Indonesia sendiri, kabar terhangat mengenai digitalisasi adalah wacana penggunaan perangkat digital yang akan segera merambah bidang penyiaran baik audio maupun visual. Wacana ini sebenarnya telah mulai dibicarakan dan diuji coba sejak tahun 2005 silam. Program ini melibatkan industri radio, vendor, dan pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo).
Sistem digital penyiaran radio yang telah diujicobakan adalah sistem Digital IBOC (In Band On Channel) dengan melakukan multiplexing siaran FM di Jakarta, dan sistem digital IBOC pada kanal siaran AM di Surabaya. Hasilnya ternyata kurang memuaskan karena menyebabkan adanya gangguan terhadap frekuensi yang berada di sampingnya. Uji coba siaran Digital Audio Broadcasting (DAB) dan Terrestrial Digital Multimedia Broadcasting (T-DMB) pun telah dilakukan di Jakarta. Kedua uji coba itu dimaksudkan untuk mencari system perangkat digitalisasi radio mana yang paling cocok untuk diaplikasikan di tanah air. Pemerintah belum dapat memutuskan system atau format digital apa yang akan diaplikasikan dan kapan mulai dilaksanakannya. Namun demikian, pemerintah menargetkan dalam 15 tahun ke depan, seluruh operator siaran (radio dan tv) telah termigrasi ke sistem digital.
Sekarang ini pemerintah terus berupaya melakukan sosialisasi hingga ke berbagai daerah di Indonesia agar masyarakat dapat memahami tujuan digitalisasi penyiaran yang tak terelakkan ini. Pemerintah, seperti yang dikutip dari tempointeraktif, melalui menteri Komunikasi dan Informatika, M. Nuh, dalam rapat di gedung MPR/DPR, Jakarta menyatakan bahwa kebijakan itu dimaksudkan untuk mengurangi beban industri penyiaran sehingga industry tersebut bisa menggunakan perangkat siaran sampai usianya habis. Ini tentu akan menghemat biaya operasional sebuah stasiun penyiaran. "Penyelenggara industri penyiaran harus dapat menyelenggarakan simulcast atau pemancaran bersama antara siaran analog dan digital dengan kanal yang berbeda."
Jika digitalisasi perangkat radio belum dapat ditentukan kapan pelaksanaannya, tidak demikian halnya dengan penyiaran tv karena pemerintah telah berkomitmen untuk mulai menerapkan system digitalisasi siaran TV pada tahun 2009 ini setelah berhasil melakukan pengujian saat peliputan Olimpiade Beijing Agustus 2008 lalu melalui stasiun TVRI. Dengan demikian, semua pihak yang berkepentingan dalam masalah digitalisasi di tanah air sudah harus siap untuk bermigrasi ke era digital dan para pemirsa pun akan semakin dimanjakan karena akan lebih leluasa untuk memilih program-program acara yang disukainya selain mereka juga tidak akan ketinggalan acara-acara dan informasi yang mungkin mereka belum sempat saksikan. Hal itu dikarenakan para pemirsa bisa memutar ulang acara-acara yang mereka lewatkan itu. Disatu sisi, teknologi memang telah memudahkan manusia. Selamat datang era digitalisasi penyiaran di tanah air.
Diolah dari Berbagai Sumber
January 22, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment