January 22, 2010

Trend Baru Bertransaksi


Internet dewasa ini telah menjadi kebutuhan hampir seluruh orang di dunia. Tidak terkecuali para remaja. Mereka sepertinya tidak mau ketinggalan dengan para orang tua mereka. Mereka bahkan lebih banyak menghabiskan waktu mereka berselancar di dunia maya itu. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan jeli oleh para retailer sebagai pasar potensial mereka dengan menawarkan beragam produk seperti games, CD, pakaian dan lain-lainnya melalui sistem online. Celakanya, para retailer juga menawarkan paket pembayaran menggunakan kartu kredit.

Banyak orang tua yang mempercayakan anak-anak mereka untuk menggunakan kartu kredit mereka kaget setiap menerima tagihan bulanan mereka dari para bank penerbit kartu kredit mereka. Tagihan mereka membengkak karena anak-anak mereka menggunakannya untuk bertransaksi di dunia maya. Hal ini dibenarkan oleh Bill Bettison, Managing Director kawasan Eropa WorldPay, sebuah perusahaan pembayaran online. “Remaja sekarang menginginkan sebuah fasilitas yang memudahkan mereka untuk bertransaksi.” Para remaja umumnya sangat konsumtif. Hal ini bisa dilihat dari data penggunaan kartu Visa yang meningkat tajam di Amerika Serikat sepanjang tahun lalu dimana para remaja tersebut membukukan transaksi sebesar $153bn, sementara di Inggris menurut perkiraan NOP, suatu kelompok riset pasar, Visa berhasil mencatat sebesar f20 bn ($29.4bn) setiap tahunnya yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini. Para remaja di kedua negara banyak menghabiskan waktu mereka bertransaksi online dari rumah-rumah maupun dari sekolah-sekolah mereka.

Perbandingan persentase remaja yang bertransaksi online tersebut adalah 88% di Amerika Serikat dan 69% di Inggris. Dari angka itu, seperdelapan remaja membeli sesuatu secara online terutama CD dan lagu-lagu. Di Amerika Serikat, remaja yang berusia sekitar 12 hingga 17 tahun rata-rata menghabiskan enam jam berselancar di dunia maya setiap bulannya seperti yang dicatat oleh Jupiter Research. Seperenam dari mereka membeli beberapa produk seperti CD, buku-buku, games, video, serta pakaian secara online.

Dalam banyak kasus, para orang tua membayar transaksi yang dibukukan oleh anak-anak mereka dengan kartu kredit. Mereka kaget dengan besaran tagihan yang harus mereka bayar setiap bulannya. Para orang tua di negara-negara barat memang lazim mengizinkan anak-anak mereka menggunakan kartu kredit yang mereka miliki. Satu cara yang dapat membantu mengubah kebiasaan mereka itu adalah dengan memberikan anak-anak mereka kartu pra-bayar seperti InternetCash di Amerika Serikat dan Smart card di Inggris. Kartu-kartu tersebut hampir sama dengan pembayaran telepon seluler dengan sistem pay-as-you-go, yang dijual dalam kisaran f20 atau f50 dengan 14 digitangka yang disembunyikan yang dapat digunakan sebagai akun pembayaran online.

Fenomena di atas memang terjadi di belahan utara dunia sana. Namun dewasa ini, telah banyak produsen dalam negeri yang telah merintis atau mengembangkan sistem penjualan mereka secara online. Pasar ini tentu potensial walaupun belum banyak digarap. Namun melihat beberapa kecenderungan dan faktor seperti faktor kemudahan, bukan mustahil dalam beberapa jangka waktu ke depan sistem ini akan berkembang terutama di kota-kota besar seperti Jakarta yang sangat macet. Apalagi melihat sikap konsumtif remaja di tanah air. Pasar online tentunya jauh lebih demokratis.

Para pembeli atau calon pembeli tentu lebih melihat mutu produk atau jasa yang mereka inginkan. Melalui sistem ini, distribusi menjadi lebih gampang sehingga biaya distribusi berikut plus-plusnya dapat dieliminir. Para pemain kecil pun tentu tidak perlu merasa minder menawarkan berbagai produk atau jasa mereka selama mereka memiliki dan memegang penuh etika bisnis sebagai kunci keberhasilan mereka. Bagaimana dengan Anda? berminatkah Anda menjual produk atau jasa Anda secara serupa? Sistem pembayaran yang manakah yang menurut Anda lebih potensial digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi di negara kita? (nfr)

Sumber: Financial Times, World Business Newspaper

No comments:

Post a Comment