January 11, 2010

Tentang Kalender



Tahun 2009 sudah beberapa hari meninggalkan kita semua dan kita telah mengarungi tahun 2010 yang merupakan tahun pamungkas dekade di Millennium ini. Ada banyak kenangan sudah yang kita alami sepanjang tahun 2009 ini, baik yang menyenangkan maupun sebaliknya. Demikianlah kehidupan, terus berputar tak peduli apakah kita sangat senang dengan suatu fase waktu yang kita alami atau sebaliknya.

Tulisan kali ini tidak akan membahas mengenai pergantian tahun, menyangkut maknanya dan sebagainya. Tetapi, saya hanya tergelitik menulis tentang kalender, yang merupakan salah satu penemuan penting dalam sejarah peradaban manusia, khususnya kalender Masehi yang dipergunakan secara internasional.

Mengapa bisa katakan sebagai salah satu penemuan penting peradaban manusia? secara sederhana saja, bayangkanlah bahwa kita tidak memiliki adanya pengukuran waktu seperti tertulis dalam kalender ini, kita mungkin jadi tidak dapat megetahui berapa pasti usia kita. Mungkin orang tua kita akan mengatakan pada kita bahwa kita lahir saat revolusi melawan Belanda atau zaman pendudukan Jepang dan sebagainya ;)

***
Sejarah peradaban manusia telah mengenal beberapa jenis kalender, ada kalender suku bangsa Maya yang baru-baru ini sempat membuat heboh apalagi secara jitu dimanfaatkan oleh sebagian sineas Hollywood untuk menciptakan filmnya yang memancing kontroversi itu. Begitu juga kita mengenal adanya kalender Hijriah. Namun demikian, tidak diketahui peradaban mana yang mempelopori pembuatan kalender pertama kalinya.

Menurut perkiraan (Fraser, 1987) ada sekitar 40 macam kalender masih dipakai sampai saat ini. Terdiri dari kalender astronomis dan non astronomis. Pada keduanya, umumnya salah satu patokannya adalah hari (rotasi : putaran bumi pada porosnya), bulan (revolusi: putaran bulan mengelilingi bumi), dan tahun (revolusi: putaran bumi mengelilingi matahari).

***
Berdasarkan pengertiannya, kalender adalah suatu cara yang teratur dan disepakati untuk menandai unsur rentang waktu yang tidak terbatas dalam daur dan hukum tertentu. Kalender dipakai sebagai pengingat sesuatu. Orang-orang diingatkan tentang apa yang akan terjadi, yang sedang berlangsung, dan yang telah lalu.

Kalender awalnya dimaksudkan sebagai bentuk ketidakberdayaan orang melawan perputaran waktu yang diwujudkan dalam perhitungan-perhitungan. Dengan demikian orang sadar, kapan akan datang masa yang panas terik maupun masa yang bersimbah air. Hal ini semua karena manusia memerlukan dimensi untuk menentukan dan mengatur waktu bertani, berburu, mengungsi, mencari ikan dan hampir segala segi kehidupan lainnya. Kalender adalah suatu bentuk pengaturan komunikasi kita dengan alam semesta.

***
Kalender Masehi atau acap disebut juga sebagai kalender Gregorian sudah menjadi standard penghitungan hari internasional. Pada mulanya kalender ini dipakai untuk menentukan jadual kebaktian gereja-gereja Katolik dan Protestan. Kalender Gregorian adalah kalender murni surya yang bertemu siklusnya pada tiap 400 tahun (146097 hari) sekali. Satu tahun normal panjangnya 365 hari, tiap bilangan tahun yang habis dibagi 4 tahunnya memanjang menjadi 366 hari, namun tidak berlaku untuk kelipatan 100 tahun dan berlaku kembali tiap kelipatan 400 tahun. Sebagai contohnya tahun 2000 adalah tahun panjang (kabisat, leap year) sedangkan tahun 1900 tahun normal.

Kalau kita bagi 146097 hari dengan 400, didapatkan angka 365.2425, hampir mendekati daur waktu surya yaitu 365.2421896698 - 0.00000615359 T - 7.29E-10 T^2 + 2.64E-10 T^3 hari. Dengan demikian koreksi pengurangan akan terkumpul menjadi 1 hari setelah sekitar 2500 tahun sekali. Usulan mengenai kapan dilakukannya koreksi itu sudah sering dihembuskan, namun belum di-institusikan.

Kalender Masehi adalah pembaruan dari kalender Julian. Dalam 16 abad pemakaian kalender Julian, titik balik surya sudah bergeser maju sekitar 10 hari dari yang biasanya ditengarai dengan tanggal 21 Maret tiap tahun. Hal ini membuat kacaunya penentuan hari raya Paskah yang bergantung kepada daur candra dan daur surya di titik balik tersebut. Dikawatirkan Paskah akan semakin bergeser tidak lagi jatuh di musim semi untuk belahan bumi utara, serta semakin menjauhi peringatan hari pembebasan jaman Nabi Musa (penyeberangan laut merah).

Pemikiran tentang koreksi ini sebenarnya telah mulai dipergunjingkan dengan keluarnya tabel-tabel koreksi oleh gereja sejak jaman Paus Pius V pada tahun 1572. Dekrit rekomendasi baru dikeluarkan oleh penggantinya, yaitu Paus Gregorius XIII, dan disahkanlah pada tanggal 24 februari 1582. Isinya antara lain tentang koreksi daur tahun kabisat dan pengurangan 10 hari dari kalender Julian. Dengan demikian, tanggal 4 Oktober 1582 Julian, esoknya adalah tanggal 15 oktober 1582 Gregorian. Tangal 5 hingga 14 Oktober 1582 tidak pernah ada dalam sejarah kalender ini. Sejak saat itu, titik balik surya bisa kembali ditandai dengan tanggal 21 Maret tiap tahun, dan tabel bulan purnama yang baru disahkan untuk menentukan perayaan Paskah di seluruh dunia.

Pada mulanya kaum protestant tidak menyetujui reformasi Gregorian ini, baru pada abad berikutnya kalender itu diikuti. Dalam tubuh Katolik sendiri, kalangan gereja ortodox juga bersikeras untuk tetap mengikuti kalender Julian, namun pemerintahan demi pemerintahan mulai mengakui dan akhirnya pemakaiannya semakin meluas seperti yang kita lihat sekarang ini.

Setelah Kalender masehi dicanangkan sebagai kalender resmi internasional, pada awalnya tidak semua negara mau memakainya. Baru beberapa abad setelah ini, hampir semua negara barat mau mengimplementasikannya. Rusia misalnya baru mengimplementasikannya pada tahun 1918.
Demikian, semoga bermanfaat.

Akhir kata, saya mengucapkan selamat tahun baru 2010 kepada teman-teman semuanya. Semoga kita semua sukses di tahun baru yang akan kita jelang ini. Juga untuk negara kita tercinta ini.

Diolah dari berbagai sumber.

2 comments: