January 11, 2010

Tentang Tato




Tato adalah gambar atau simbol pada kulit tubuh, yang diukir menggunakan alat sejenis jarum, dengan pigmen warna yang beragam. Bila semula tato merupakan bagian budaya ritual etnik tradisional, kini tato berkembang menjadi gaya hidup dan aksesoris budaya pop. Pada saat tato tradisional terancam punah, tato yang menjadi budaya pop semakin disenangi manusia modern. Karenanya, tidak perlu heran melihat artis-artis seperti Ayu Azhari, Becky Tumewu, Karenina, Anjasmara, Cut Keke dan banyak lagi artis dalam negeri, yang menjadikan tato sebagai identitas diri mereka.

Orang-orang dewasa ini menggunakan tato sebagai bentuk ekspresi diri, dengan menempatkan tato di bagian mana saja pada tubuh mereka. Di Indonesia pernah ada suatu masa ketika tato dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Mereka yang memakai tato diidentikkan dengan penjahat dan orang nakal. Pokoknya golongan orang-orang yang hidup di jalan dan selalu dianggap mengacau ketentraman masyarakat. Tanggapan negatif masyarakat tentang tato dan larangan memakai rajah atau tato bagi penganut agama tertentu, semakin menyempurnakan persepsi tato masyarakat sebagai sesuatu yang dilarang, haram, dan tidak boleh. Maka memakai tato dianggap sama dengan memberontak. Namun kini, persepsi pemberontakan yang melekat pada tato inilah yang menjadi populer dan dicari-cari anak muda. Orang-orang yang dikucilkan pun memakai tato sebagai simbol pemberontakan dan eksistensi diri mereka. Sedangkan anak-anak yang disingkirkan oleh keluarga, memakai tato sebagai simbol pembebasan. Fenomena yang berkembang sekarang adalah semakin banyak orang yang menghiasi tubuh mereka dengan tato di bagian-bagian tubuh yang sebelumnya jarang kita jumpai. Tidak hanya di bagian dada, bahu atau tangan saja. Tato telah merambah ke bagian-bagian utama seperti wajah bahkan di bagian yang paling sensitif.

Asal Mula Tato

Kata tato diambil dari bahasa Tahiti “tatu,” yang berarti tanda. Walaupun bukti budaya tato ini terbatas, para ahli berkesimpulan bahwa seni tato sudah ada sejak 12.000 tahun Sebelum Masehi. Dahulu tato adalah ritual yang dilakukan suku-suku kuno seperti Maori, Inca, Ainu dan Polynesia. Namun perkembangan tato menjadi seperti sekarang dipengaruhi oleh bangsa Mesir. Bangsa Mesir dikenal sebagai bangsa yang suka mengekspansi wilayah bangsa lain dan membudayakan tato ke wilayah kekuasaannya, seperti Yunani, Persia, dan Arab. Mengapa mereka membuat tato? Bangsa Yunani kuno memakai tato sebagai identitas mata-mata perang mereka. Setiap pangkat mata-mata memiliki tato yang berbeda.

Lain halnya dengan bangsa Romawi, yang menganggap tato sebagai tanda bagi budak dan tahanan mereka. Suku Maori di Selandia Baru mengukir tato berbentuk spiral pada wajah dan bokong mereka sebagai tanda bagi keturunan yang baik. Sedangkan di kepulauan Solomon, tato ditorehkan pada wajah para perempuan, sebagai ritual yang menandai tahapan baru dalam kehidupan mereka. Pada Suku Nuer di Sudan, tato merupakan ritual inisiasi pada anak laki-laki. Sedangkan suku Indian melukis tubuh dan mengukir kulit mereka untuk menambah kecantikan dan juga sebagai simbol status sosial yang mereka miliki. Tato yang dalam bahasa Cina adalah Wen Shen, mulai merambah negara Cina sekitar tahun 2000 SM. Wen Shen konon artinya “akupunktur badan”. Namun sebagaimana bangsa Romawi, bangsa Cina kuno memakai tato untuk menandai bahwa seseorang pernah dipenjara.

Di Indonesia, orang-orang di kepulauan Mentawai, suku Dayak di Kalimantan, dan suku Sumba di NTB, juga telah mengenal tato sejak dahulu. Bahkan bagi suku Dayak, seseorang yang berhasil “memenggal kepala” musuhnya, berhak mendapatkan penghargaan berupa sebuah tato di tangannya. Begitu juga dengan suku Mentawai, tato tidak dibuat secara sembarangan. Sebelum pembuatan tato dilaksanakan, diadakan “Panen Enegaf” alias upacara inisiasi, yang dilakukan di Puturkaf Uma (galeri rumah tradisional suku Mentawai). Upacara ini dipimpin oleh Sikerei (dukun). Bahan pembuat tato bagi orang pedalaman, dahulu berasal dari arang tempurung, yang dicampur dengan air tebu. Alat yang digunakan seperti tangkai kayu, jarum dan pemukul dari batang.

Sementara orang Eskimo memakai jarum yang terbuat dari tulang binatang. Di kuil Shaolin, mereka menggunakan gentong tembaga yang dipanaskan, untuk mencetak gambar tato naga pada kulit tubuh. Jauh berbeda dengan sekarang, terutama di kalangan masyarakat urban, pembuatan tato dilakukan dengan mesin elektrik. Mesin ini ditemukan pada tahun 1891 di Inggris. Zat pewarnanya menggunakan tinta sintetis. Begitulah tato yang berkembang seiring dengan peradaban manusia So, … Wanna look stylish with tattoo? … it’s not about right or wrong…it’s all about choice…You decide…

1 comment: